Advertisement
AVO Meter dan penggunaannya
Mengukur Tegangan AC
Ketika mengukur tegangan AC, tidak ditentukan polaritas (ketentuan + (positif) atau - (negatif)) untuk tuas/probe tester, karenanya boleh terbalik-balik.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap kali hendak mengukur sebuah tegangan (AC maupun DC), haruslah diperkirakan dulu seberapa besar tegangan yang akan diukur itu. Setelah itu dipilihlah jangkah pengukuran tegangan pada AVO meter yang lebih besar dari tegangan yang telah diperkirakan itu.
Memperkirakan besar tegangan yang hendak diukur adalah penting, sebab jika tegangan yang hendak diukur ternyata jauh lebih besar dari jangkah pengukuran yang telah disetel maka ini bisa menyebabkan kerusakan pada AVO meter.
Contoh : Jika hendak mengukur tegangan listrik AC di dalam rumah, selektor AVO meter ditaruh pada posisi ACV 250 (maksimal 250V) atau ACV 500 (maksimal 500V), sebab listrik AC di rumah adalah berkisar antara 110V atau 220V. Tidak ada tegangan AC rumah yang besarnya 12V atau 45V sehingga jangkah pengukuran AVO meter ditaruh pada posisi ACV 50.
Jika tegangan yang akan diukur adalah AC 12 sampai 45V (misalnya dari sekunder sebuah trafo) maka selektor diposisikan pada jangkah pengukuran ACV 50. Jika besar tegangan sulit diperkirakan, mulailah pengukuran dengan jangkah yang paling besar. Jika terlihat pergerakan jarum penunjuk sangat sedikit, ulangi pengukuran dengan menurunkan posisi jangkah pengukuran terlebih dahulu, secara bertahap hingga didapati pembacaan hasil pengukuran yang cukup jelas.
Contoh pengukuran AC Volt :
Tegangan listrik rumah (dalam keadaan normal yaitu 220V) hendak diukur dengan AVO meter karena dicurigai terjadi penurunan tegangan, sebab ketika menyalakan lampu TL neon di waktu malam sangat sulit untuk langsung menyala.
Taruhlah posisi selektor pada ACV 250. Ini berarti bahwa hasil pengukuran akan dilihat pada barisan angka yang dari 0 sampai 250.
Colokkan kedua tuas pengukur AVO meter ke dalam dua lubang stop-kontak masing-masing.
Bacalah hasil penunjukkan jarum.
Jika jarum berada tepat pada titik 200, itu berarti tegangannya adalah 200V.
Jika jarum berada di titik 200 agak ke kanan sedikit (lebih dari 200), ini berarti tegangan adalah normal, yaitu 220V. Jika jarum menunjukkan titik di samping kiri angka 200 berarti tegangan berada di bawah 200V (mungkin hanya 180V) dan berarti tegangan tidak normal.
Apabila pengukuran dilakukan dengan selektor pada posisi ACV 500, maka barisan angka yang akan dilihat adalah yang dari 0 sampai 50. Angka 50 dianggap sebagai 500, angka 40 dianggap sebagai 400, angka 30 dianggap 300 dan seterusnya...
Jika tegangan listrik rumah normal (220V) jarum akan menunjukkan titik angka 20 agak ke kanan sedikit.
Dalam papan angka pembacaan seperti yang ditunjukkan di atas, terlihat bahwa untuk pengukuran tegangan AC di bawah 10V, garis skala yang digunakan adalah yang berwarna merah, dan barisan angka yang dilihat sebagai hasil pembacaan adalah yang dari 0 sampai 10.
Untuk jangkah pengukuran maksimal 100V (ACV 100) atau 1000V (ACV 1000, jika ada) barisan angka yang dibaca adalah juga yang dari 0 sampai 10. Hanya saja hasil pembacaan dikalikan 10 (pada posisi ACV 100), dan dikalikan 100 (pada posisi ACV 1000).
Tentang AC bisa dilihat dalam ulasan :
Pengertian AC
Tulisan lain tentang pengukuran AC :
Pengkukuran Arus AC
(Sandi Sb)
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.