Advertisement
AVO Meter Dan Penggunaannya
Mengukur Tegangan DC
Ketika mengukur tegangan DC, polaritas atau ketentuan + (positif) dan - (negatif) untuk tuas tester tidak boleh terbalik-balik. Titik pengukuran yang berpolaritas positif harus diberikan kepada tuas tester merah, dan bagian yang berpolaritas negatif harus diberikan kepada tuas tester hitam.
Sebagaimana pada pengukuran tegangan AC, perlu diperhatikan bahwa setiap kali hendak mengukur sebuah tegangan, haruslah diperkirakan dulu seberapa besar tegangan yang akan diukur itu. Setelah itu dipilihlah jangkah pengukuran tegangan pada AVO meter yang lebih besar dari tegangan yang telah diperkirakan itu.
Sebagai contoh jika hendak mengukur tegangan DC dari accu mobil atau motor, selektor AVO meter ditaruh pada posisi yang lebih besar, yaitu DCV 50 (maksimal 50V), sebab accu umumnya bertegangan 12V.
Jika tegangan yang akan diukur adalah DC 120V maka selektor diposisikan pada jangkah pengukuran DCV 250.
Jika sulit diperkirakan, mulailah pengukuran dengan jangkah yang paling besar. Jika terlihat pergerakan jarum penunjuk sangat sedikit, ulangi pengukuran dengan menurunkan posisi jangkah pengukuran terlebih dahulu, secara bertahap hingga didapati pembacaan hasil pengukuran yang cukup jelas.
Pada papan angka pembacaan, angka-angka untuk tegangan AC ataupun DC adalah sama.
Dalam gambar di atas terlihat barisan-barisan angka untuk pengukuran Volt (tegangan) ada yang dari 0 sampai 250 dan ada yang dari 0 sampai 50. Ada juga yang dari 0 sampai 10.
Contoh pengukuran DC Volt :
Tegangan sebuah accu di dalam mobil (dalam keadaan normal yaitu 12V) hendak diukur dengan AVO meter karena dicurigai telah terjadi dropping tegangan, sebab ketika starter sudah tidak bisa.
Taruhlah posisi selektor pada DCV 50. Ini berarti bahwa hasil pengukuran akan dilihat pada barisan angka 0 sampai 50.
Tempelkan tuas pengukur AVO meter yang merah kepada bagian + (positif) dari aki/accu, dan tuas yang hitam ke bagian - (negatif) dari accu atau ke bagian logam dari body kendaraan.
Bacalah hasil penunjukkan jarum.
Jika jarum berada tepat pada titik 10, itu berarti tegangannya sudah turun, yaitu hanya 10V.
Jika jarum berada di titik 10 agak ke kanan sedikit (lebih dari 10), ini berarti tegangan adalah normal, yaitu 12V. Jika jarum menunjukkan titik di samping kiri angka 10 berarti tegangan berada di bawah 10V (mungkin hanya 8V atau 9V) dan berarti accu sudah sangat drop tegangannya.
Pada pengukuran tegangan DC di atas 250V (misalnya 300V), selektor ditaruh pada posisi DCV 500, maka barisan angka yang akan dilihat adalah yang dari 0 sampai 50. Angka 50 dianggap sebagai 500 (berarti hasil pembacaan dikalikan 10), angka 40 dianggap sebagai 400, angka 30 dianggap 300 dan seterusnya...
Sebagai misalnya tegangan yang terukur adalah sebesar 300V, maka jarum akan berada di titik angka 30 (hasil pembacaan dikalikan 10).
Untuk pengukuran tegangan di atas 500V (misalnya 600V) maka selektor diposisikan pada DCV 1000, dan barisan angka yang akan dilihat adalah yang dari 0 sampai 10.
Angka 10 berarti 1000 (berarti hasil pembacaan dikalikan 100), angka 8 berarti 800, angka 7 berarti 700 dan seterusnya...
Dalam papan angka pembacaan seperti yang ditunjukkan di atas, pengukuran tegangan DC di bawah 10V tetap menggunakan garis skala untuk pengukuran Volt yang berwarna hitam, bukan yang berwarna merah seperti pada pengukuran tegangan AC.
Barisan angka yang dilihat adalah yang dari 0 sampai 10.
Tentang DC bisa dilihat dalam ulasan :
Pengertian DC
Tulisan lain berkaitan pengukuran DC :
Pengukuran Arus DC
(Sandi Sb)
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.