Advertisement
Flasher lampu sein ini tergolong unik karena kedipannya dapat diatur sesuai selera dan dapat pula digunakan untuk lampu LED. Selain itu dengan sedikit modifikasi penyambungan dapat pula digunakan sebagai pengedip lampu sein untuk keperluan konvoi.
Berikut ini ulasannya.
Pengedip lampu sein (sign-flasher) pada sepeda-motor yang konvensional biasanya sudah mempunyai standar kedipan yang umum dan rancangannya pun selalu diperuntukkan untuk penggunaan lampu jenis “bulb” (bohlam). Memang sulit untuk melakukan perubahan jika menginginkan frekwensi kedip yang berbeda dan juga sulit melakukan penggantian lampu sein dengan lampu modifikasi yang menggunakan LED.
Hal ini dikarenakan sistem flasher konvensional sangat mengandalkan sifat lampu bulb yang menggunakan kawat pijar sebagai beban beresistansi rendah. Apabila yang digunakan bukan lampu jenis bulb (beresistansi lebih tinggi) maka flasher tidak akan bekerja, terlebih pada flasher yang menggunakan relay.
Jika menginginkan frekwensi kedipan yang lebih variatif dan dapat pula digunakan dengan LED maka mau tidak mau rangkaian flasher harus dibuat sendiri.
Ya...mungkin agak merepotkan, tetapi inilah tantangannya. Namun ketika tantangan itu telah berhasil diatasi, orang boleh tersenyum bangga dengan hasilnya...
Rangkaian electronic flasher sepeda-motor buatan sendiri .
Daftar komponen :
R1 = 1k
R2 = 2k2
R3, R4 = 390Ω
R5 = 1k5
VR1 = 50k
C1 = 22µF/25V
C2 = 100µF/25V
D1, D2 = 1N4002
T1 = FCS9013
T2, T3 = A614 / TIP42A
IC1 = 555
Rangkaiannya tidak terlalu rumit. Sebenarnya rangkaian ini hanyalah bentuk perubahan dari rangkaian yang telah dibuat sebelumnya untuk pengedip lampu rem sepeda motor.
Silahkan lihat dalam : Lampu rem sepeda motor berkedip .
Perubahan dilakukan pada sirkit pewaktuan dan penambahan transistor daya di tingkat akhir untuk mengemudikan lampu. Dalam penggunaan lampu sein, tegangan harus tersekat antara satu lampu dengan lainnya ketika posisi switch/saklar sein ditaruh ke “L” (kiri) atau ke “R” (kanan). Dengan dipasangnya transistor daya tambahan hal ini menjadi terlaksana, karena ketika saklar lampu sein ditaruh pada satu posisi, salah satu transistor daya tidak akan berfungsi meskipun basisnya memperoleh tegangan maju negatif (transistor adalah jenis PNP) lantaran emitornya tidak mendapatkan tegangan positif 12V. Lampu sein yang terhubung ke kolektornya pun tidak akan menyala.
Tetapi pada transistor daya yang satunya lagi, emitornya mendapatkan tegangan +12V oleh pemposisian saklar sehingga lampu sein yang terhubung ke kolektornya pun akan menyala. Nyala lampu sein akan berkedip sesuai dengan frekwensi kedipan yang diatur oleh trimpot VR1. Trimpot ini dapat diatur-atur untuk mendapatkan kedipan dari yang sangat cepat hingga yang sangat lambat. Dalam prakteknya, trimpot ini dapat juga diganti dengan sebuah potentiometer.
Di sisi lain, pemposisian saklar lampu sein ke arah manapun (L atau R) tidak boleh mengakibatkan suplai tegangan untuk IC1 terhenti. IC ini harus tetap bekerja. Karena itulah dipasang D1 dan D2 sedemikian rupa sehingga dengan pemasangan seperti itu IC1 akan tetap mendapatkan suplai tegangan pada posisi saklar yang manapun, namun tegangan tetap tersekat antara jalur lampu L dan R.
Dalam praktek perakitan, T2 dan T3 perlu diberi kepingan pendingin secukupnya jika rangkaian hendak digunakan untuk lampu bulb (bohlam). Tetapi jika hendak digunakan untuk lampu modifikasi dengan LED, itu tidak perlu.
Untuk penggunaan LED, T2 dan T3 dapat saja diganti dengan type yang lebih kecil seperti B560 atau BD140.
Unit lampu LED dapat dibuat sendiri menggunakan LED-LED kecil yang umum beredar di pasaran, tentang perhitungan teknisnya dapat diikuti dalam : Perhitungan Resistor Untuk LED .
Perhatikanlah dalam perakitan bahwa rangkaian ini mempunyai empat kabel sambungan, yaitu in L, in R, out L, out R dan gnd (ground). Gunakan kabel dengan warna yang berbeda-beda untuk tiap sambungan agar mudah ditandai dan untuk menghindari terjadinya kesalahan penyambungan nantinya.
Apabila rangkaian ini telah selesai dirakit, test-lah rangkaian dengan memberinya lampu 12V/5W antara L out dengan gnd, dan juga antara R out dengan gnd.
Pengetesan bisa dilakukan menggunakan sumber DC 12V aki/baterai bahkan bisa juga menggunakan adaptor sederhana sebagaimana yang diulas dalam : Adaptor sederhana untuk keperluan praktek .
Sambungkan kabel gnd rangkaian ke negatif aki atau ke jalur nol Volt adaptor/power-supply. Setelah itu sambungkan kabel in L ke positif aki atau +12V adaptor/power-supply, maka lampu L akan menyala. Apabila +12V diberikan ke kabel in R maka yang akan menyala adalah lampu R.
Atur-aturlah VR1 agar lampu menyala berkedip sesuai dengan yang diinginkan.
Sebelum dipasang ke perkabelan sepeda-motor, hendaknya rangkaian ditempatkan di dalam sebuah kotak kecil yang kedap air. Adalah lebih baik jika setelah itu dibungkus lagi dengan plastik yang agak tebal dan lalu diisolasi rapat. Ini dilakukan agar rangkaian terlindung dari air ketika speda-motor dipakai berkendara saat hujan atau ketika sepeda-motor dicuci.
Pemasangan flasher ke perkabelan sepeda-motor .
Pada gambar di atas diperlihatkan skema blok pemasangan rangkaian flasher di perkabelan sepeda motor.
Ada persyaratan khusus untuk memfungsikan flasher buatan sendiri ini di sepeda-motor, yaitu bahwa flasher yang lama harus di-nonaktifkan terlebih dahulu. Carilah flasher yang lama ini dan cabutlah dari terminal sambungannya. Letak flasher berbeda-beda pada setiap model sepeda-motor, namun biasanya ada di bagian kepala dekat lampu sorot depan.
Setelah dicabut, dua kabel sambungan di mana flasher yang lama tadi tersambungkan harus disatukan (disambungkan bersama atau dihubung-singkat).
Kemudian jika itu telah selesai, lihat dan urutkan dua kabel dari saklar lampu sein yang menuju ke +bohlam lampu sein kiri dan +bohlam lampu sein kanan. Saklar lampu sein terdapat di stang bagian kiri, jika perlu saklar ini dapat dilepas atau dikeluarkan terlebih dahulu agar lebih jelas melihat kabel-kabelnya.
Apabila sudah terlihat, pastikan manakah kabel yang menuju bohlam lampu sein kiri dan manakah yang menuju bohlam lampu sein kanan, tandai jika perlu. Kedua kabel ini merupakan kabel + lampu sein.
Setelah itu putuskan masing-masing dari kedua kabel tersebut. Sebaiknya pemutusan dilakukan di bagian kabel di mana di dekat situ nantinya akan diletakkan rangkaian flasher buatan sendiri ini.
Setelah diputus, dari masing-masing kabel + lampu sein akan terbagi menjadi dua : Satu bagian yang menuju ke saklar lampu sein di stang dan satu bagian lagi yang menuju ke bohlam lampu sein.
Jika telah selesai, lakukan penyambungan sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut
Kabel + lampu sein kiri yang menuju saklar sein disambungkan ke sambungan in L pada rangkaian flasher, sedangkan kabel + lampu sein kiri yang menuju ke bohlam lampu sein kiri disambungkan ke out L pada rangkaian. Lakukan hal yang serupa untuk bagian kanan.
Sambungan gnd (ground) rangkaian flasher disambungkan ke body motor atau terminal negatif aki motor.
Adapun “saklar fungsi” merupakan saklar tambahan yang bisa dipasang agar rangkaian dapat difungsikan sebagai pengedip lampu sein untuk keperluan konvoi. Apabila saklar ini di-on-kan maka kedua lampu sein akan menyala berbarengan.
Saklar ini boleh dipasang boleh juga tidak. Jika dipasang, gunakan saklar togel besar yang berkwalitas baik.
Jika ada keraguan tentang pemasangan ke perkabelan sepeda-motor ini, sebaiknya berkonsultasi dengan orang yang sudah mengerti tentang seluk-beluk perkabelan sepeda motor untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sampai di sini selesailah penyambungan rangkaian flasher ke perkabelan sepeda motor.
Ujilah rangkaian dengan menghidupkan kontak sepeda motor lalu mencoba memposisikan saklar lampu sein ke kiri atau ke kanan. Apabila tidak terjadi kesalahan penyambungan, lampu sein akan berkedip bagus sesuai penyetelan ketika di-test.
(Sandi Sb)
Berikut ini ulasannya.
Pengedip lampu sein (sign-flasher) pada sepeda-motor yang konvensional biasanya sudah mempunyai standar kedipan yang umum dan rancangannya pun selalu diperuntukkan untuk penggunaan lampu jenis “bulb” (bohlam). Memang sulit untuk melakukan perubahan jika menginginkan frekwensi kedip yang berbeda dan juga sulit melakukan penggantian lampu sein dengan lampu modifikasi yang menggunakan LED.
Hal ini dikarenakan sistem flasher konvensional sangat mengandalkan sifat lampu bulb yang menggunakan kawat pijar sebagai beban beresistansi rendah. Apabila yang digunakan bukan lampu jenis bulb (beresistansi lebih tinggi) maka flasher tidak akan bekerja, terlebih pada flasher yang menggunakan relay.
Jika menginginkan frekwensi kedipan yang lebih variatif dan dapat pula digunakan dengan LED maka mau tidak mau rangkaian flasher harus dibuat sendiri.
Ya...mungkin agak merepotkan, tetapi inilah tantangannya. Namun ketika tantangan itu telah berhasil diatasi, orang boleh tersenyum bangga dengan hasilnya...
Rangkaian electronic flasher sepeda-motor buatan sendiri .
Daftar komponen :
R1 = 1k
R2 = 2k2
R3, R4 = 390Ω
R5 = 1k5
VR1 = 50k
C1 = 22µF/25V
C2 = 100µF/25V
D1, D2 = 1N4002
T1 = FCS9013
T2, T3 = A614 / TIP42A
IC1 = 555
Rangkaiannya tidak terlalu rumit. Sebenarnya rangkaian ini hanyalah bentuk perubahan dari rangkaian yang telah dibuat sebelumnya untuk pengedip lampu rem sepeda motor.
Silahkan lihat dalam : Lampu rem sepeda motor berkedip .
Perubahan dilakukan pada sirkit pewaktuan dan penambahan transistor daya di tingkat akhir untuk mengemudikan lampu. Dalam penggunaan lampu sein, tegangan harus tersekat antara satu lampu dengan lainnya ketika posisi switch/saklar sein ditaruh ke “L” (kiri) atau ke “R” (kanan). Dengan dipasangnya transistor daya tambahan hal ini menjadi terlaksana, karena ketika saklar lampu sein ditaruh pada satu posisi, salah satu transistor daya tidak akan berfungsi meskipun basisnya memperoleh tegangan maju negatif (transistor adalah jenis PNP) lantaran emitornya tidak mendapatkan tegangan positif 12V. Lampu sein yang terhubung ke kolektornya pun tidak akan menyala.
Tetapi pada transistor daya yang satunya lagi, emitornya mendapatkan tegangan +12V oleh pemposisian saklar sehingga lampu sein yang terhubung ke kolektornya pun akan menyala. Nyala lampu sein akan berkedip sesuai dengan frekwensi kedipan yang diatur oleh trimpot VR1. Trimpot ini dapat diatur-atur untuk mendapatkan kedipan dari yang sangat cepat hingga yang sangat lambat. Dalam prakteknya, trimpot ini dapat juga diganti dengan sebuah potentiometer.
Di sisi lain, pemposisian saklar lampu sein ke arah manapun (L atau R) tidak boleh mengakibatkan suplai tegangan untuk IC1 terhenti. IC ini harus tetap bekerja. Karena itulah dipasang D1 dan D2 sedemikian rupa sehingga dengan pemasangan seperti itu IC1 akan tetap mendapatkan suplai tegangan pada posisi saklar yang manapun, namun tegangan tetap tersekat antara jalur lampu L dan R.
Dalam praktek perakitan, T2 dan T3 perlu diberi kepingan pendingin secukupnya jika rangkaian hendak digunakan untuk lampu bulb (bohlam). Tetapi jika hendak digunakan untuk lampu modifikasi dengan LED, itu tidak perlu.
Untuk penggunaan LED, T2 dan T3 dapat saja diganti dengan type yang lebih kecil seperti B560 atau BD140.
Unit lampu LED dapat dibuat sendiri menggunakan LED-LED kecil yang umum beredar di pasaran, tentang perhitungan teknisnya dapat diikuti dalam : Perhitungan Resistor Untuk LED .
Perhatikanlah dalam perakitan bahwa rangkaian ini mempunyai empat kabel sambungan, yaitu in L, in R, out L, out R dan gnd (ground). Gunakan kabel dengan warna yang berbeda-beda untuk tiap sambungan agar mudah ditandai dan untuk menghindari terjadinya kesalahan penyambungan nantinya.
Apabila rangkaian ini telah selesai dirakit, test-lah rangkaian dengan memberinya lampu 12V/5W antara L out dengan gnd, dan juga antara R out dengan gnd.
Pengetesan bisa dilakukan menggunakan sumber DC 12V aki/baterai bahkan bisa juga menggunakan adaptor sederhana sebagaimana yang diulas dalam : Adaptor sederhana untuk keperluan praktek .
Sambungkan kabel gnd rangkaian ke negatif aki atau ke jalur nol Volt adaptor/power-supply. Setelah itu sambungkan kabel in L ke positif aki atau +12V adaptor/power-supply, maka lampu L akan menyala. Apabila +12V diberikan ke kabel in R maka yang akan menyala adalah lampu R.
Atur-aturlah VR1 agar lampu menyala berkedip sesuai dengan yang diinginkan.
Sebelum dipasang ke perkabelan sepeda-motor, hendaknya rangkaian ditempatkan di dalam sebuah kotak kecil yang kedap air. Adalah lebih baik jika setelah itu dibungkus lagi dengan plastik yang agak tebal dan lalu diisolasi rapat. Ini dilakukan agar rangkaian terlindung dari air ketika speda-motor dipakai berkendara saat hujan atau ketika sepeda-motor dicuci.
Pemasangan flasher ke perkabelan sepeda-motor .
Pada gambar di atas diperlihatkan skema blok pemasangan rangkaian flasher di perkabelan sepeda motor.
Ada persyaratan khusus untuk memfungsikan flasher buatan sendiri ini di sepeda-motor, yaitu bahwa flasher yang lama harus di-nonaktifkan terlebih dahulu. Carilah flasher yang lama ini dan cabutlah dari terminal sambungannya. Letak flasher berbeda-beda pada setiap model sepeda-motor, namun biasanya ada di bagian kepala dekat lampu sorot depan.
Setelah dicabut, dua kabel sambungan di mana flasher yang lama tadi tersambungkan harus disatukan (disambungkan bersama atau dihubung-singkat).
Kemudian jika itu telah selesai, lihat dan urutkan dua kabel dari saklar lampu sein yang menuju ke +bohlam lampu sein kiri dan +bohlam lampu sein kanan. Saklar lampu sein terdapat di stang bagian kiri, jika perlu saklar ini dapat dilepas atau dikeluarkan terlebih dahulu agar lebih jelas melihat kabel-kabelnya.
Apabila sudah terlihat, pastikan manakah kabel yang menuju bohlam lampu sein kiri dan manakah yang menuju bohlam lampu sein kanan, tandai jika perlu. Kedua kabel ini merupakan kabel + lampu sein.
Setelah itu putuskan masing-masing dari kedua kabel tersebut. Sebaiknya pemutusan dilakukan di bagian kabel di mana di dekat situ nantinya akan diletakkan rangkaian flasher buatan sendiri ini.
Setelah diputus, dari masing-masing kabel + lampu sein akan terbagi menjadi dua : Satu bagian yang menuju ke saklar lampu sein di stang dan satu bagian lagi yang menuju ke bohlam lampu sein.
Jika telah selesai, lakukan penyambungan sebagaimana diperlihatkan pada gambar berikut
Kabel + lampu sein kiri yang menuju saklar sein disambungkan ke sambungan in L pada rangkaian flasher, sedangkan kabel + lampu sein kiri yang menuju ke bohlam lampu sein kiri disambungkan ke out L pada rangkaian. Lakukan hal yang serupa untuk bagian kanan.
Sambungan gnd (ground) rangkaian flasher disambungkan ke body motor atau terminal negatif aki motor.
Adapun “saklar fungsi” merupakan saklar tambahan yang bisa dipasang agar rangkaian dapat difungsikan sebagai pengedip lampu sein untuk keperluan konvoi. Apabila saklar ini di-on-kan maka kedua lampu sein akan menyala berbarengan.
Saklar ini boleh dipasang boleh juga tidak. Jika dipasang, gunakan saklar togel besar yang berkwalitas baik.
Jika ada keraguan tentang pemasangan ke perkabelan sepeda-motor ini, sebaiknya berkonsultasi dengan orang yang sudah mengerti tentang seluk-beluk perkabelan sepeda motor untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sampai di sini selesailah penyambungan rangkaian flasher ke perkabelan sepeda motor.
Ujilah rangkaian dengan menghidupkan kontak sepeda motor lalu mencoba memposisikan saklar lampu sein ke kiri atau ke kanan. Apabila tidak terjadi kesalahan penyambungan, lampu sein akan berkedip bagus sesuai penyetelan ketika di-test.
(Sandi Sb)
5 comments
super sekali bang..kapan kapan kucoba
Balasmksh ilmunya mas sandy. saya sdh buat rangkaiannya dan bagus bs bekerja normal. msl dipakai untuk lampu led accessories daya max output bs brp watt ya mas (pakai tip42 tsb)?
BalasAnda memang "welldone".
BalasRangkaian itu masih bisa dibebani lampu hingga 25W.
Coba cek lagi sambungan2 pada rangkaiannya, juga pada sambungan pemasangan perkabelannya di motor, barangkali ada yg salah.
BalasRangkaian IC 555-nya sudah benar?
Coba cek IC 555 dan T1, jangan2 komponen itu kurang beres.
om kalau saklar sen terpisah antara kiri dan kanan dan otomatis mati sendiri dlm bbrp detik, rangkaiannya spt apa ya? trims
BalasSilakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.