Search
logo blog
Blog Sandi Elektronik
Silahkan pastikan untuk melengkapi kunjungan anda dengan melihat : Daftar Isi.
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat

Pengontrol Lampu Penerangan Malam

Advertisement

Lampu Malam Otomatis

Berikut adalah saklar otomatis yang akan meng-on-kan ketika gelap atau tidak ada sinar/cahaya, dan meng-off-kan kembali ketika cahaya telah terang.
Rangkaian cocok untuk digunakan sebagai kontrol on-off otomatis untuk lampu-lampu penerangan di luar rumah, dimana seringkali orang lupa mematikan lampu di luar rumah padahal suasana di luar sudah terang karena hari sudah siang.
Rangkaian ini juga bisa digunakan untuk keperluan lain yang berhubungan dengan penyalaan lampu, misalnya jika ditaruh di dalam kamar rangkaian akan mematikan peralatan elektronik tertentu ketika lampu kamar telah dinyalakan. Atau jika contact dari relay digunakan untuk meng-on-kan sebuah rangkaian alarm, maka alarm akan berbunyi apabila hari telah siang atau apabila lampu kamar ada yang menyalakan.

light switch

Daftar komponen lampu malam otomatis :
R1 = 47k
R2 = 1k
R3 = 330k
VR1 = 10k
LDR
C1 = 10µF/25V
C2 = 100µF/16V
C3 = 1µF/50V
D1 = 1N4002
D2 = 1N4148
T1 = C945
T2 = 9013
Ry = relay 12V coil

Komponen aktif dari rangkaian adalah dua transistor, T1 dan T2.
Pada emitor T1 dipasang dioda dengan posisi maju dan terhubung pada basis T2, ini dimaksudkan untuk menambah besaran tegangan pada basis T1 di mana transistor mulai aktif. Basisnya terhubung ke pembagi tegangan R1-VR1(trimpot)-LDR dan dalam posisi demikian T1 akan aktif ketika tegangan pada basisnya mencapai :

(VR1 + LDR) / (VR1 + LDR + R1) x V+

Tegangan pada VR1 + LDR ini juga adalah tegangan basis-emitor T1 + tegangan maju D1 (VfD1) + tegangan basis-emitor T2.
Dari konfigurasi itu akan terlihat bahwa perubahan nilai resistansi LDR karena terkena cahaya akan mempengaruhi besarnya tegangan tersebut. T1, D1 dan T2 dipandang sebagai satu kesatuan komponen aktif di mana akan mulai aktif ketika tegangan pada basisnya (T1) telah mencapai limit, yaitu 2,3V.
Angka ini didapatkan dari hasil penjumlahan Vb-eT1 + VfD1 + Vb-eT2, yaitu 0,6V + 1,1V + 0,6V. Ini akan membuat relay terenergi dan menyambungkan “contact”.
Semakin merosot nilai resistansi LDR karena cahaya, akan semakin menurunkan tegangan basis T1, dan ketika mencapai di bawah 2,3V maka komponen aktif akan off dan meng-off-kan relay juga sehingga “contact” terputus.
VR1 menyetel kepekaan rangkaian terhadap level cahaya yang mengaktifkan rangkaian.
D2 dipasang sebagai protector bagi coil relay dari tegangan-kejut yang bisa merusak, akibat berganti-gantinya posisi contact.

Catatan untuk penggunaan pada lampu penerangan :
Perlu diperhatikan penempatan LDR, supaya tidak dipengaruhi oleh cahaya dari lampu yang dinyalakan dan dimatikan oleh contact. LDR yang terlalu dekat dengan lampu sehingga mudah dipengaruhi oleh cahaya lampu akan membuat lampu menjadi mati dan hidup secara bergantian terus-menerus.
Sebaiknya penempatannya agak jauh dari lampu dan terhubung ke rangkaian dengan kabel tersendiri.
Kwalitas contact relay juga perlu dipertimbangkan sehubungan dengan besar daya lampu yang dipasang. Dengan menggunakan relay berkwalitas baik dan contact-nya berkemampuan arus tinggi, beberapa lampu bisa diparalel untuk dihidupkan dan dimatikan secara bersama-sama.
Pada gambar di atas symbol lampu yang diperlihatkan adalah symbol lampu elemen-pijar, namun dalam prakteknya bisa berupa lampu apa saja bahkan bisa peralatan elektronik apa saja yang memerlukan supply tegangan AC 220V.


Tulisan lain tentang lampu :
Lampu Darurat Mati Listrik
Neon 12V .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Sandi Elektronik - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger