Advertisement
Inverter ini akan merubah tegangan 12V DC (misalnya dari baterai atau aki) menjadi tegangan listrik 220V AC.
Ia diperlukan ketika dalam kondisi tertentu yang ada hanyalah baterai/aki 12V, sedangkan beberapa peralatan yang dianggap ‘urgent’ hanya bisa dijalankan dengan listrik 220V AC.
Keperluan akan inverter sering dirasakan misalnya ketika sedang berada di daerah terpencil, atau ketika sedang dalam perjalanan, sedang kemping, sedang memancing di pinggir laut, dan lain-lain.
Di daerah perkotaan pun kadang-kadang inverter diperlukan juga, misalnya ketika sedang mati listrik. Tak perlu menyalakan lilin yang bisa beresiko kebakaran, nyalakan saja lampu neon PLC atau lampu LED 220V dengan aki 12V.
Para pedagang malam pun mungkin butuh alat ini juga untuk sekedar menyalakan neon PLC 10W atau men-charge HP-nya dengan aki. Dengan demikian ia tidak perlu mencari tempat berdagang yang ada colokan listriknya. Cukup dengan aki 12V, ia bisa menggelar dagangannya di manapun ia mau.
Singkatnya....tak rugi mempunyai inverter, karena pada saat-saat tertentu ia memang diperlukan.
Tulisan ini melanjutkan tulisan sebelumnya, yaitu : Mini Inverter 15W
Hal baru pada rangkaian inverter buatan sendiri yang akan diulas di sini adalah keterpisahan antara bagian multivibrator dengan bagian power-outputnya.
Bagi yang belum memahami tentang apa itu multivibrator, silakan simak ulasannya dalam : Multivibrator
Pada rangkaian inverter sederhana yang menggunakan dua transistor, fungsi multivibrator sekaligus power-output dirangkap oleh kedua transistor power yang terpasang. Memang cukup simpel, tetapi faktor induktansi dan ‘resistansi-dalam’ dari trafo yang digunakan menjadi sangat berpengaruh terhadap kestabilan guncangan. Jika trafonya tidak tepat, kinerja multivibrator bisa tidak optimal bahkan bisa mengalami kegagalan.
Pada rangkaian ini multivibrator bekerja secara independen, guncangan yang dihasilkannya kemudian diumpankan ke transistor-transistor power. Dengan demikian trafo yang digunakan bisa divariasikan tanpa menimbulkan perubahan guncangan pada multivibrator.
Diagram skematik inverter 25W.
Komponen :
R1 = 100k
R2 = 3k9
R3, R4 = 1k8
R5, R6 = 220Ω
R7 = 120Ω
R8 = 1k
C1 = 2,2µF/50V
C2, C3 = 220µF/16V
Z1 = Dioda Zener 9V1
T1, T2 = BD139
T3, T4 = TIP41A atau MJE3055
IC1 = CD4069 atau TC4069
Led1 = LED indikator merah
Trf1 = Trafo 9V-CT-9V atau 12V-CT-12V (1A...3A murni)
Sw1 = Switch togel
Rangkaian menggunakan IC 4069 yang terdiri dari 6 CMOS-invertor. Sebelumnya, rancangan menggunakan 4069 ini memang sudah populer terlebih dahulu di kalangan para hobbyst elektronika di beberapa negara. Di sini saya hanya melanjutkan dengan sedikit melakukan perubahan/modifikasi.
IC1a dan IC1b berperan sebagai multivibrator, menghasilkan gelombang blok dengan frekwensi yang diupayakan sama seperti frekwensi listrik AC rumah, yaitu sekitar 50...60Hz.
Setelah disangga dan dibalik fasanya oleh IC1c denyut gelombang blok diumpankan ke untai darlington T1-T3 melalui R3. Di sisi lain, IC1d memungut denyut dari output IC1c dan membalik fasanya, sedang outputnya terhubung ke untai darlington lainnya, yaitu T2-T4 melalui R4.
Dengan demikian ketika T1-T3 mendapatkan denyut positif, T2-T4 justeru mendapatkan denyut negatif (nol), begitupun jika terjadi sebaliknya. Kedua pasang transistor itu lalu berganti-gantian menguatkan denyut untuk diinduksikan ke trafo, maka pada output trafo terbit tegangan-tegangan denyut pula. Tinggi tegangan denyut akan sebanding dengan jumlah gulungan output trafo, dalam hal ini 220V.
Perhatikanlah pada gambar skematik di atas, kolektor setiap transistor (titik C dan C’) dihubungkan ke tap tegangan 9V – 9V pada trafo. Ini dimaksudkan agar tegangan keluaran tidak terlalu drop ketika rangkaian mulai dibebani, terutama jika menggunakan trafo kecil 1A. Tapi apabila khawatir tegangan keluaran terlalu tinggi (jika menggunakan trafo yang lebih besar) titik C dan C’ bisa disambungkan ke tap tegangan 12V – 12V.
Trafo yang digunakan boleh trafo 1A, 2A atau 3A murni. Daya maksimal diperoleh dengan menggunakan trafo 3A murni.
PCB inverter 25W.
Rangkaian telah dicoba pada sepotong PCB titik dengan hasil yang baik, tidak perlu ragu rangkaian akan gagal jika semua pemasangannya telah benar. Belakangan saya buatkan juga layout PCB-nya sebagai pelengkap perakitan. Silakan unduh file-nya di link ini : PCB inverter 25W
Tentang cara membuat PCB sendiri di rumah sudah saya posting ulasannya di blog ini juga. Jika PCB-nya telah dibuat dan komponen-komponennya telah dipasang, sambungan perkabelannya (dalam tampak atas) kira-kira akan seperti ini :
R1 dan R2 dipasang berdiri. T3 dan T4 memerlukan heatsink yang cukup untuk penyaluran panas, jangan lupa melapisi isolator mika ketika menempelkan kedua transistor ke heatsink.
Sebuah Fuse/sikring 3,5A sebaiknya dipasang di jalur V+ untuk pengamanan, lihat gambar.
Demikianlah...usai sudah pembahasan tentang membuat inverter 25W.
Have a good day!
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.