Advertisement
Sebagian orang menyebut SCR adalah thyristor atau thyristor adalah SCR.
Sekarang ini, konon SCR dikenal sebagai salah satu bagian dari thyristor, di mana termasuk ke dalam thyristor ini dua macam parts utama, yaitu : SCR (Silicon Controlled Rectifier) dan Triac (Triode for Alternating-Current).
SCR mempunyai varian-varian, begitu pula triac yang kemudian digolongkan juga ke dalam thyristor.
Namun demikian, penyebutan SCR yang sering disinonimkan dengan thyristor sebenarnya bukanlah hal yang patut untuk dipermasalahkan.
Tidak sedikit para praktisi dan guru besar elektronika di dunia (terutama generasi 1970-an) melakukan hal itu.
Ini perlu dikemukakan dan perlu dijelaskan, karena itulah tulisan ini dibuat.
Sejarah SCR dan Thyristor.
Prinsip kerja yang mirip SCR sebenarnya sudah mulai ditemukan dari sejak lama. Awalnya, pada tahun 1901 Peter Cooper Hewitt membuat piranti penyearah arus listrik yang melibatkan tabung vakum dan gas mercury.
Apa yang telah dibuat Hewitt kemudian dikembangkan orang sehingga muncullah “thyratron”, sebuah tabung pelepasan elektron dari gas mercury sebagai penyearah arus listrik yang terkontrol melalui “pintu” nya. Thyratron dikenalkan pada tahun 1926.
Thyratron dengan prinsip kerjanya menjadi cikal-bakal terciptanya penyearahan terkontrol yang kelak disebut SCR.
Penelitian dilanjutkan orang dengan melibatkan bahan-bahan semikonduktor, terutama silikon. Terdapat beberapa nama yang berjasa dalam pengembangan dan penyempurnaan SCR, di antaranya : William Shockley, J.J. Ebers, John L. Moll dari Bell Telecommunication Laboratories, dan dua orang ahli dari General Electric yaitu Gordon Hall dan Frank W. Bill Gutzwiller.
SCR lalu diperkenalkan untuk pertamakalinya oleh perusahaan General Electric (GE) pada tahun 1957, dan istilah “SCR” itu datang dari perusahaan tersebut.
Sejak itu, orang mengenal SCR, namun belum mengenal thyristor karena istilah thyristor itu sendiri memang belum lagi ada.
Sebelum adanya istilah thyristor, bahkan sudah lebih dulu ada istilah “trinistor” yang diluncurkan Westinghouse untuk solid-state controlled rectifier-nya pada tahun 1959.
Sayangnya istilah trinistor tidak begitu populer, seandainya populer niscaya SCR akan disebut juga trinistor.
Istilah thyristor baru ada setelah L.F. Stringer dan L.R Tresino (dua pakar elektronika dunia) menggunakan istilah itu pada tahun 1965-1966.
L.F. Stringer menggunakan istilah thyristor dalam : Thyristor DC System for Non-Ferrous Hot Line, IEEE Industrial Static Power Control, 1965.
Istilah thyristor ternyata populer lebih pesat, terutama di Eropa dan kemudian di negara-negara lain di dunia.
Penyebutan thyristor untuk SCR menjadi umum. Bahkan di dalam kamus tekhnik IEEE-dictionary, SCR didefinisikan sebagai : “an alternative name for the reverse blocking triode thyristor”.
Para praktisi elektronik pun menyebut SCR sebagai thyristor (atau sebaliknya).
Asal istilah thyristor.
Ada beberapa versi tentang asal-muasal peristilahan thyristor, salah satunya adalah bahwa istilah thyristor itu konon diadopsi dari dua macam fungsi parts yang lain namun berdekatan, yaitu thyratron dan transistor.
Thyratron, sebagaimana telah disebutkan, adalah sebuah piranti berupa tabung pelepasan gas mercury yang dapat melewatkan arus searah secara terkontrol dengan memberikan masukan di “pintu” (gate) nya. Cara kerja thyratron memang mirip dengan SCR.
Sedangkan transistor, sebagaimana yang telah dikenal, dibuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai elektroda basis (atau Gate pada transistor FET) sebagai jalan masukan yang dapat membuatnya difungsikan sebagai switch.
Di satu sisi thyristor mirip thyratron, dan di sisi lain thyristor seperti transistor.
Jika ditinjau dari etimologi ini, yang termasuk thyristor seharusnya adalah parts sejenis yang (setidaknya) mempunyai tiga koneksi. Satu (atau lebih) koneksinya merupakan “pintu” jalur kontrol, baik berupa sambungan elektroda (Gate) ataupun sambungan non-elektroda (misalnya lapisan elemen peka cahaya pada photo-thyristor).
Thyristor memang disebut oleh para ahli kelistrikan sebagai bagian “Power Semiconductor Devices”, tetapi tidak semua Power Semiconductor Devices adalah thyristor juga.
Jika sejenak flashback ke era 1950-an, pada waktu itu transistor telah mulai dibuat secara fabrikasi dari sejak ditemukannya pada tahun 1948.
Orang ramai pun mulai mengenal transistor, dan transistor yang awal dibuat itu adalah transistor bi-polar. Orang kemudian menyebut transistor bi-polar dengan sebutan “transistor” (tanpa embel-embel).
Setelah banyak parts elektronik baru yang digolongkan sebagai transistor bermunculan, tetap saja orang masih menyebut transistor bi-polar sebagai transistor saja. Padahal transistor itu luas, bukan transistor bi-polar saja. Transistor bi-polar hanyalah salah-satu bagian dari parts elektronik yang tergolong transistor. Transistor-transistor lainnya adalah : FET (Field-Effect Transistor, termasuk JFET, IGFET, MESFET dan MOSFET), UJT (Uni-Junction Transistor), Photo-transistor dan IGBT (Insulated-Gate Bi-polar Transistor).
Tidak tertutup kemungkinan akan muncul lagi jenis parts baru yang tergolong ke dalam keluarga transistor.
Nampaknya, keadaan serupa terjadi pula pada thyristor.
Belakangan, dengan kemajuan perkembangan parts elektronik, termasuk pula ke dalam thyristor : AGT (Anode Gate Thyristor), ETO (Emitter Turn-Off thyristor), GTO (Gate Turn-Off thyristor), LASCR (Light Activated SCR), MCT (MOS-Controlled Thyristor), SCS (Silicon Controlled Switch), SUS (Silicon Unilateral Switch), SBS (Silicon Bilateral Switch) dan lain-lain. Mungkin saja akan muncul lagi jenis-jenis parts baru yang termasuk ke dalam golongan thyristor selanjutnya.
Thyristor sudah semakin beragam.
Tetapi di antara para pakar kelistrikan ternama tidak ada yang berani mengingkari sejarah bahwa awalnya istilah thyristor itu memang untuk SCR.
Sampai hari ini mereka masih mengakui dengan masih menyebutkannya.
(Sandi Sb)
Daftar Pustaka :
1.The Sixth Decade of the Thyristor,
Goce L. Arsov and Slobodan MirĨevski
ELECTRONICS, Vol. 14, no. 1, June 2010.
2.A Brief History of Power Electronics and Drives,
Eldho Joy
M-Tech student, Dept. Of EEE.
Rajagiri School of Engineering and Technology
Kerala, India.
3.Early Power Semiconductor History at GE,
An Interview with F.W. “Bill” Gutzwiller,
(www.semiconductormuseum.com/Transistors/GE/OralHistories/Gutzwiller/Gutzwiller_Index)
4.Thyristor,
(en.wikipedia.org/wiki/Thyristor)
5.Thyristor Basics,
(www.electronicshub.org/thyristor-basics)
Tulisan lainnya :
EMI
Trend masa depan, trend irit energi? .
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.