Advertisement
EMI (ElectroMagnetic Interference) adalah masuknya sinyal-sinyal gangguan yang tidak diinginkan ke suatu sirkit atau sistem elektronik yang sedang beroperasi.
Efek yang ditimbulkan EMI cukup beragam, misalnya gangguan gambar garis bintik-bintik di layar TV, gangguan suara derau pada penerima radio, kesalahan penunjukkan angka di counter pom-bensin, operasional error pada perangkat-perangkat medis, munculnya suara gangguan pada system hi-fi, kegagalan fungsi sirkit elektronik dan lain-lain.
EMI dapat menjalar melalui kontak fisik perkabelan, induksi penghantar yang berdekatan atau radiasi gelombang radio. Khusus interferensi melalui radiasi gelombang radio sering juga diistilahkan dengan RFI (Radio Frequency Interference).
Penyebab munculnya EMI ada bermacam-macam. Sebagian disebabkan oleh faktor alamiah seperti radiasi dari matahari atau efek terjadinya petir. Sebagian lagi disebabkan oleh peralatan yang dibuat oleh manusia seperti pemancar radio, generator listrik, mesin kendaraan bermotor, kereta listrik, telepon seluler, komputer, lampu neon, blender, mixer, mesin bor, dan lain-lain. Semuanya itu dapat menjadi sumber EMI yang potensial.
EMI yang dapat menjalar melalui kontak fisik perkabelan biasanya berfrekwensi antara 9kHz – 30MHz. Sedangkan EMI yang menjalar melalui radiasi gelombang radio biasanya berfrekwensi antara 30MHz – 1GHz.
Ketika EMI ini masuk ke dalam saluran sumber tenaga listrik (misalnya jaringan instalasi listrik 220VAC) maka ia dapat mempengaruhi kinerja peralatan elektronik peka yang tersambung ke saluran sumber tenaga itu. Sebagai contoh orang yang menghidupkan penerima radio MW (AM) dengan sumber listrik AC 220V akan lebih banyak mendengar suara derau di speaker daripada ketika menghidupkan radio dengan sumber listrik DC dari baterai.
Ini karena saluran AC 220V telah dipenuhi EMI dan menjadi saluran yang tidak bersih lagi.
Merambahnya gangguan dari suatu sumber EMI ke jaringan sumber tenaga listrik terbagi ke dalam dua pola, yaitu :
1.Common-mode
2.Differential-mode.
Pada gambar (A) diperlihatkan pola common-mode.
EMI common-mode masuk ke dalam jaringan listrik melalui kedua jalur instalasi, yaitu jalur AC 220V dan jalur netral (jalur yang tidak mengandung tegangan AC 220V). Hal ini karena jalur netral (N) memang “netral” bagi AC 220V, namun tidak terhadap ground (aarde). Panjangnya kabel instalasi hingga sampai ke rumah-rumah juga mempengaruhi keadaan ini.
Dari dua arah (jalur AC 220V dan jalur netral) EMI merambah ke beban-beban pemakaian listrik.
Adapun EMI dalam differential-mode masuk ke dalam jaringan melalui jalur AC 220V saja. EMI merambah dari jalur AC 220V ke beban-beban pemakaian listrik kemudian menuju jalur netral.
Patutkah EMI diperhatikan?
Dalam banyak hal EMI memang seolah tidak berdampak apa-apa. Kebanyakan peralatan elektronik tetap bekerja secara normal. Orang pun lalu menyepelekan masalah EMI.
Tetapi dalam kondisi tertentu di mana terdapat peralatan elektronik yang peka terhadap interferensi sinyal-sinyal liar, EMI akan nyata sebagai sebuah gangguan yang tidak bisa diabaikan. Belum lagi pengaruh EMI yang akut dapat mempengaruhi penghitungan meter listrik.
Di Amerika dan negara-negara Eropa EMI distandarkan untuk setiap produk elektronik yang dapat menjadi sumber EMI potensial, juga dalam hal imunitas bagi produk-produk yang peka terhadap EMI. Selain udara, jalur kelistrikan sumber tenaga juga diupayakan sedapat mungkin agar bersih dari faktor EMI yang sering merugikan. Sirkit-sirkit tambahan filter EMI senantiasa disertakan pada berbagai produk elektronik yang dapat menjadi sumber EMI.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Mudah saja untuk melihatnya. Ambil contoh dari produk power-supply komputer buatan lokal. Dari sepuluh merek, berapakah yang menerapkan EMI filter?
Mungkin akan ada yang mengatakan : Dua atau tiga!
Mungkin pula akan ada yang mengatakan : Hanya satu!
Bahkan mungkin saja akan ada yang mengatakan : Tidak satupun!
Padahal power-supply komputer dengan sistem SMPS dapat menjadi sumber EMI yang cukup potensial.
Khusus tentang ini ada ulasan tersendiri untuk mengatasinya dalam : Melengkapi power-supply PC dengan EMI-filter .
Lalu, bagaimana untuk meminimalisir (bukan untuk menghilangkan sama-sekali) EMI?
Hal yang dapat dilakukan adalah :
1.Meredam munculnya EMI dari peralatan elektronik yang digunakan yang dapat menjadi sumber EMI
2.Mengoptimalkan jalur kelistrikan dan sedapat mungkin melindunginya dari EMI
3.Membuat imun (kebal) peralatan-peralatan elektronik tertentu terhadap pengaruh EMI.
Ini semua dapat dilakukan salah-satunya adalah dengan penerapan EMI-filter.
Berikutnya : EMI filter .
(Sandi Sb)
Efek yang ditimbulkan EMI cukup beragam, misalnya gangguan gambar garis bintik-bintik di layar TV, gangguan suara derau pada penerima radio, kesalahan penunjukkan angka di counter pom-bensin, operasional error pada perangkat-perangkat medis, munculnya suara gangguan pada system hi-fi, kegagalan fungsi sirkit elektronik dan lain-lain.
EMI dapat menjalar melalui kontak fisik perkabelan, induksi penghantar yang berdekatan atau radiasi gelombang radio. Khusus interferensi melalui radiasi gelombang radio sering juga diistilahkan dengan RFI (Radio Frequency Interference).
Penyebab munculnya EMI ada bermacam-macam. Sebagian disebabkan oleh faktor alamiah seperti radiasi dari matahari atau efek terjadinya petir. Sebagian lagi disebabkan oleh peralatan yang dibuat oleh manusia seperti pemancar radio, generator listrik, mesin kendaraan bermotor, kereta listrik, telepon seluler, komputer, lampu neon, blender, mixer, mesin bor, dan lain-lain. Semuanya itu dapat menjadi sumber EMI yang potensial.
EMI yang dapat menjalar melalui kontak fisik perkabelan biasanya berfrekwensi antara 9kHz – 30MHz. Sedangkan EMI yang menjalar melalui radiasi gelombang radio biasanya berfrekwensi antara 30MHz – 1GHz.
Ketika EMI ini masuk ke dalam saluran sumber tenaga listrik (misalnya jaringan instalasi listrik 220VAC) maka ia dapat mempengaruhi kinerja peralatan elektronik peka yang tersambung ke saluran sumber tenaga itu. Sebagai contoh orang yang menghidupkan penerima radio MW (AM) dengan sumber listrik AC 220V akan lebih banyak mendengar suara derau di speaker daripada ketika menghidupkan radio dengan sumber listrik DC dari baterai.
Ini karena saluran AC 220V telah dipenuhi EMI dan menjadi saluran yang tidak bersih lagi.
Merambahnya gangguan dari suatu sumber EMI ke jaringan sumber tenaga listrik terbagi ke dalam dua pola, yaitu :
1.Common-mode
2.Differential-mode.
Pada gambar (A) diperlihatkan pola common-mode.
EMI common-mode masuk ke dalam jaringan listrik melalui kedua jalur instalasi, yaitu jalur AC 220V dan jalur netral (jalur yang tidak mengandung tegangan AC 220V). Hal ini karena jalur netral (N) memang “netral” bagi AC 220V, namun tidak terhadap ground (aarde). Panjangnya kabel instalasi hingga sampai ke rumah-rumah juga mempengaruhi keadaan ini.
Dari dua arah (jalur AC 220V dan jalur netral) EMI merambah ke beban-beban pemakaian listrik.
Adapun EMI dalam differential-mode masuk ke dalam jaringan melalui jalur AC 220V saja. EMI merambah dari jalur AC 220V ke beban-beban pemakaian listrik kemudian menuju jalur netral.
Patutkah EMI diperhatikan?
Dalam banyak hal EMI memang seolah tidak berdampak apa-apa. Kebanyakan peralatan elektronik tetap bekerja secara normal. Orang pun lalu menyepelekan masalah EMI.
Tetapi dalam kondisi tertentu di mana terdapat peralatan elektronik yang peka terhadap interferensi sinyal-sinyal liar, EMI akan nyata sebagai sebuah gangguan yang tidak bisa diabaikan. Belum lagi pengaruh EMI yang akut dapat mempengaruhi penghitungan meter listrik.
Di Amerika dan negara-negara Eropa EMI distandarkan untuk setiap produk elektronik yang dapat menjadi sumber EMI potensial, juga dalam hal imunitas bagi produk-produk yang peka terhadap EMI. Selain udara, jalur kelistrikan sumber tenaga juga diupayakan sedapat mungkin agar bersih dari faktor EMI yang sering merugikan. Sirkit-sirkit tambahan filter EMI senantiasa disertakan pada berbagai produk elektronik yang dapat menjadi sumber EMI.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Mudah saja untuk melihatnya. Ambil contoh dari produk power-supply komputer buatan lokal. Dari sepuluh merek, berapakah yang menerapkan EMI filter?
Mungkin akan ada yang mengatakan : Dua atau tiga!
Mungkin pula akan ada yang mengatakan : Hanya satu!
Bahkan mungkin saja akan ada yang mengatakan : Tidak satupun!
Padahal power-supply komputer dengan sistem SMPS dapat menjadi sumber EMI yang cukup potensial.
Khusus tentang ini ada ulasan tersendiri untuk mengatasinya dalam : Melengkapi power-supply PC dengan EMI-filter .
Lalu, bagaimana untuk meminimalisir (bukan untuk menghilangkan sama-sekali) EMI?
Hal yang dapat dilakukan adalah :
1.Meredam munculnya EMI dari peralatan elektronik yang digunakan yang dapat menjadi sumber EMI
2.Mengoptimalkan jalur kelistrikan dan sedapat mungkin melindunginya dari EMI
3.Membuat imun (kebal) peralatan-peralatan elektronik tertentu terhadap pengaruh EMI.
Ini semua dapat dilakukan salah-satunya adalah dengan penerapan EMI-filter.
Berikutnya : EMI filter .
(Sandi Sb)
1 comments:
thanks infonya gan,,,
BalasSilakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.