Advertisement
Buzzer adalah piranti elektronik yang dapat mengeluarkan bunyi satu nada sebagai tanda atau peringatan tertentu untuk perangkat elektronik yang dibuat. Bunyi tersebut bisa berupa suara “biip” atau “tiit” atau yang lainnya.
Para hobbyst elektronika seringkali melakukan praktek pembuatan perangkat elektronik yang melibatkan buzzer. Sebut saja contohnya timer perebus telur, alarm serbaguna, bell mini dan lain-lain.
Namun seringkali pula rangkaian yang dibuat dianggap tidak berfungsi karena buzzernya ternyata tidak berbunyi.
Bisa jadi penyebabnya bukanlah sirkit/rangkaiannya yang salah, tapi buzzer yang digunakan mungkin tidak tepat. Berikut ini dipaparkan sebagian jenis mini-buzzer yang umum digunakan dan banyak beredar di pasaran, mudah-mudahan bisa membantu untuk membedakan antara satu dengan lainnya.
Piezo-electric buzzer
Pada gambar tampak lempengan bagian dalam dari piezo-electric buzzer.
Buzzer jenis ini dibuat dari bahan kristal frekwensi. Bunyi yang dihasilkan sesuai dengan komposisi dan konstruksi kristal yang dibuat dan digunakan, karena itu ia mempunyai frekwensi resonansi tersendiri.
Sekilas tentang cara kerjanya telah disinggung dalam : Kristal Frekwensi .
Buzzer yang seperti ini tidak bisa langsung berbunyi jika hanya diberikan tegangan DC padanya. Ia memerlukan tegangan bolak-balik (AC), berupa tegangan ac sinus ataupun tegangan ac blok. Sebuah rangkaian osilator beserta driver-nya diperlukan untuk membunyikan buzzer seperti ini.
Magnetic buzzer
Buzzer yang dibuat berdasarkan prinsip kerja earpiece atau speaker. Hanya saja ia dibuat untuk sekedar mengeluarkan satu nada bunyi tertentu.
Buzzer yang seperti ini sering terdapat di PC/komputer atau laptop. Di dalamnya terdapat gulungan kawat tembaga tipis, inti logam, dan membran logam tipis yang akan bergetar jika pada gulungan mengalir arus listrik.
Magnetic-buzzer memerlukan masukan tegangan ac (sebagaimana piezo-electric buzzer), karena itu ia juga memerlukan rangkaian osilator untuk mengemudikannya.
Electric-magnetic buzzer
Buzzer ini dapat langsung berbunyi jika tegangan DC diberikan padanya (dari baterai, adaptor, aki, dll), antara 3...12V.
Pada buzzer yang seperti ini sudah terdapat rangkaian osilator untuk menggetarkan membran logam tipis di dalamnya. Osilator internal akan otomatis bekerja jika diberikan tegangan DC, karena itu tidak boleh salah ketika memberikan polaritas tegangan pada buzzer ini (ada terminal plus dan minus-nya).
Contoh proyek praktek elektronika yang menggunakan buzzer jenis ini : Mini Alarm Switch .
Piezo buzzer (Electric piezo-buzzer)
Sama seperti electric-magnetic buzzer, dapat langsung mengeluarkan bunyi jika padanya diberikan tegangan DC. Namun bunyi yang dihasilkan tidak berasal dari getaran membran logam tipis, tapi dari lempeng piezo-electric.
Osilator internal yang berada di dalamnya berosilasi untuk menggetarkan lempengan piezo-electric.
Cara mudah membedakan buzzer dengan multitester
Buzzer dapat langsung di-test dengan AVO-meter/multitester analog.
AVO-meter yang digunakan di sini adalah AVO-meter dengan dua baterai 1,5V (atau lebih) di dalamnya.
Posisikan selektor pada Ohm x1. Tempelkan tuas hitam multitester pada terminal + (positif) buzzer dan tuas merah pada terminal – (negatif) buzzer.
Apakah berbunyi?
Jika berbunyi maka berarti ia termasuk Electric-magnetic buzzer atau Piezo buzzer.
Jika tidak berbunyi, lihatlah penunjukkan jarum tester.
Jika menunjukkan angka tertentu (bergerak sedikit), maka berarti ia termasuk Magnetic buzzer.
Jika jarum tester tidak bergerak sedikitpun, maka berarti ia termasuk Piezo-electric buzzer.
Para hobbyst elektronika seringkali melakukan praktek pembuatan perangkat elektronik yang melibatkan buzzer. Sebut saja contohnya timer perebus telur, alarm serbaguna, bell mini dan lain-lain.
Namun seringkali pula rangkaian yang dibuat dianggap tidak berfungsi karena buzzernya ternyata tidak berbunyi.
Bisa jadi penyebabnya bukanlah sirkit/rangkaiannya yang salah, tapi buzzer yang digunakan mungkin tidak tepat. Berikut ini dipaparkan sebagian jenis mini-buzzer yang umum digunakan dan banyak beredar di pasaran, mudah-mudahan bisa membantu untuk membedakan antara satu dengan lainnya.
Piezo-electric buzzer
Pada gambar tampak lempengan bagian dalam dari piezo-electric buzzer.
Buzzer jenis ini dibuat dari bahan kristal frekwensi. Bunyi yang dihasilkan sesuai dengan komposisi dan konstruksi kristal yang dibuat dan digunakan, karena itu ia mempunyai frekwensi resonansi tersendiri.
Sekilas tentang cara kerjanya telah disinggung dalam : Kristal Frekwensi .
Buzzer yang seperti ini tidak bisa langsung berbunyi jika hanya diberikan tegangan DC padanya. Ia memerlukan tegangan bolak-balik (AC), berupa tegangan ac sinus ataupun tegangan ac blok. Sebuah rangkaian osilator beserta driver-nya diperlukan untuk membunyikan buzzer seperti ini.
Magnetic buzzer
Buzzer yang dibuat berdasarkan prinsip kerja earpiece atau speaker. Hanya saja ia dibuat untuk sekedar mengeluarkan satu nada bunyi tertentu.
Buzzer yang seperti ini sering terdapat di PC/komputer atau laptop. Di dalamnya terdapat gulungan kawat tembaga tipis, inti logam, dan membran logam tipis yang akan bergetar jika pada gulungan mengalir arus listrik.
Magnetic-buzzer memerlukan masukan tegangan ac (sebagaimana piezo-electric buzzer), karena itu ia juga memerlukan rangkaian osilator untuk mengemudikannya.
Electric-magnetic buzzer
Buzzer ini dapat langsung berbunyi jika tegangan DC diberikan padanya (dari baterai, adaptor, aki, dll), antara 3...12V.
Pada buzzer yang seperti ini sudah terdapat rangkaian osilator untuk menggetarkan membran logam tipis di dalamnya. Osilator internal akan otomatis bekerja jika diberikan tegangan DC, karena itu tidak boleh salah ketika memberikan polaritas tegangan pada buzzer ini (ada terminal plus dan minus-nya).
Contoh proyek praktek elektronika yang menggunakan buzzer jenis ini : Mini Alarm Switch .
Piezo buzzer (Electric piezo-buzzer)
Sama seperti electric-magnetic buzzer, dapat langsung mengeluarkan bunyi jika padanya diberikan tegangan DC. Namun bunyi yang dihasilkan tidak berasal dari getaran membran logam tipis, tapi dari lempeng piezo-electric.
Osilator internal yang berada di dalamnya berosilasi untuk menggetarkan lempengan piezo-electric.
Cara mudah membedakan buzzer dengan multitester
Buzzer dapat langsung di-test dengan AVO-meter/multitester analog.
AVO-meter yang digunakan di sini adalah AVO-meter dengan dua baterai 1,5V (atau lebih) di dalamnya.
Posisikan selektor pada Ohm x1. Tempelkan tuas hitam multitester pada terminal + (positif) buzzer dan tuas merah pada terminal – (negatif) buzzer.
Apakah berbunyi?
Jika berbunyi maka berarti ia termasuk Electric-magnetic buzzer atau Piezo buzzer.
Jika tidak berbunyi, lihatlah penunjukkan jarum tester.
Jika menunjukkan angka tertentu (bergerak sedikit), maka berarti ia termasuk Magnetic buzzer.
Jika jarum tester tidak bergerak sedikitpun, maka berarti ia termasuk Piezo-electric buzzer.
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.