Search
logo blog
Blog Sandi Elektronik
Silahkan pastikan untuk melengkapi kunjungan anda dengan melihat : Daftar Isi.
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat

Tekhnik Audio, Power Amplifier OT : Penguatan Sinyal Audio

Advertisement

Power Amplifier System OT

Penguatan sinyal audio dalam po-amp OT

OT po amp 1

Pada gambar tampak skema rangkaian OT po-amp 2,5W dengan supply DC 9V. Skema rangkaian ini diambil dari sebuah radio transistor lama.
Rangkaian menggunakan system grounding plus (positif), yaitu jalur tegangan + (positif) dijadikan ground dan seluruh transistor menggunakan transistor germanium PNP.
Transistor B54 berperan sebagai buffer-amplifier (penguat penyangga) untuk sinyal masukan. Sinyal keluaran dari kolektornya dimasukkan ke basis transistor driver B56 dan dikuatkan sampai pada level tertentu. Sinyal keluaran dari B56 muncul di kolektornya dan dimasukkan ke bagian primer trafo IT 191.
Trafo IT 191 menyesuaikan impedansi keluaran transistor B56 dengan impedansi masukan dua transistor daya (transistor akhir) B324.
Bagian sekunder trafo ini terbelah di bagian tengah (CT/center tap) di mana sinyal audio yang muncul di satu ujung dari gulungan sekunder ini akan berbeda fasa 180 derajat dengan yang muncul di ujung lainnya, sementara bagian tengah (CT) menjadi penghubung ke ground bagi sinyal audio (melalui resistor-resistor). Pada setiap ujung gulungan sekunder tersambung ke basis dari transistor-transistor daya (B324).   Transistor-transistor daya ini ditentukan kondisi pra-sikap nya (atau penyetelan arus bias/arus stasioner ketika tanpa sinyal input) oleh resistor 5k, 220Ohm dan NTC. Mereka adalah resistor-reseistor bagi basis dari kedua transistor daya B324.
NTC diletakkan dekat dengan fisik transistor daya, di mana ketika transistor-transistor daya ini mencapai panas tertentu karena dialiri arus yang membesar, maka nilai Ohm NTC akan merosot. Akibatnya adalah arus bias untuk transistor-transistor daya menjadi dikecilkan di mana ini juga berefek aliran arus di kolektornya secara keseluruhan menjadi berkurang pula. Dengan demikian terjadi pengontrolan panas dan besar arus bagi transistor-transistor daya secara otomatis.

Setiap transistor daya menguatkan dengan cara masing-masingnya menangani penguatan pada separuh gelombang dari sinyal audio.
Jika di ujung atas gulungan sekunder IT 191 sinyal audio sedang mengayun ke arah positif, maka transistor daya bagian atas akan praktis menyumbat (transistor adalah PNP) dan berarti di ujung bawah gulungan sekunder yang terjadi adalah kebalikannya (berbeda fasa 180 derajat) yaitu mengayun ke arah negatif. Transistor daya bagian bawah pun menghantar dan menguatkan belahan negatif sinyal audio ini yang kemudian muncul pada kolektornya dan lalu dimasukkan ke satu bagian pada gulungan primer dari trafo OT 191 (bagian primer trafo ini adalah yang mempunyai titik tengah/CT).
Setelah itu ayunan sinyal berganti. Di ujung bawah gulungan sekunder IT 191 sinyal mengayun ke arah positif yang membuat transistor daya bagian bawah menyumbat, sedangkan transistor daya di bagian atas akan menghantar dan menguatkan karena mendapatkan belahan sinyal negatif. Pada kolektornya terdapat belahan sinyal yang telah dikuatkan dan lalu dimasukkan ke gulungan primer yang lainnya dari trafo OT 191.
Proses kerja kedua transistor daya ini terus seperti itu berganti-ganti dalam menangani penguatan sinyal. Karenan itu pada inti trafo OT 191 menginduksilah tegangan sinyal yang berganti-ganti fasa tegangannya (tegangan bolak-balik/AC). Pada gulungan sekundernya pun muncullah tegangan AC dari sinyal audio yang kini siap untuk menjadi bunyi/suara ketika diberikan kepada speaker.
Trafo OT 191 menyesuaikan impedansi keluaran dua transistor daya B324 dengan impedansi speaker.

OT po amp 2

Pada gambar di atas tampak po-amp system OT yang dayanya lebih besar (15W).
Po-amp ini sudah dilengkapi dengan tone control pasif dan sering digunakan untuk PA di musholla atau masjid-masjid kecil (dengan penambahan mic mixer). Po-amp ini juga sempat populer di kalangan radio amatir 80m band sebagai modulator pemancarnya.
VR4 (1k) mengatur arus bias untuk transistor-transistor daya. Penyetelan VR4 hanya sebatas suara yang dihasilkan agar tidak terdengar cacat jika out-nya disambungkan ke speaker pada level suara yang paling minim.
Dalam rangkaian ini pengontrolan panas dan arus secara otomatis dilakukan melalui dua dioda 1N4002, karena sifat dioda adalah akan merosot tegangan maju-nya (forward-voltage/Vfd) apabila terpanasi pada suhu-suhu tertentu.


Sebelumnya : Power Amplifier System OT (1) .


Tulisan lain tentang power amplifier :
Power Amplifier OTL
Power Amplifier OCL .


( Sandi Sb )

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

1 komentar:

gambar yg sangat saya butuhkan karena sering perbaiki elektronik sekolah dan masjid.

Balas

Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Sandi Elektronik - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger