Search
logo blog
Blog Sandi Elektronik
Silahkan pastikan untuk melengkapi kunjungan anda dengan melihat : Daftar Isi.
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat

Pengetesan Transistor (2), NPN

Advertisement

AVO-Meter Dan Penggunaannya

Test Transistor Yang Masih Baik Atau Yang Sudah Rusak (2), Transistor NPN

Sebenarnya ketika sebuah transistor di-check dengan AVO-meter, transistor tersebut diberi tegangan DC kecil melalui kedua tuas tester dari AVO-meter. Tegangan yang diberikan itu masuk ke dalam rangkaian di mana terdapat resistor-resistor pembatas skala pengukuran dan moving-coil (meter penunjukkan pengukuran).
Yang terlihat pada jarum penunjukkan pengukuran adalah respon terhadap bagian dari transistor yang sedang ditest ketika diberikan tegangan dengan polaritas tertentu (positif atau negatif).
Tuas tester hitam merupakan bagian pemberi tegangan positif ketika pengetesan, dan tuas tester merah berperan sebagai pemberi negatifnya atau ground-nya. Sumber tegangan yang diberikan kepada transistor berasal dari baterai yang terdapat di dalam AVO meter.
Berikut ini langkah-langkah pengetesan transistor NPN dengan AVO-meter selengkapnya.

Tentukan kaki-kaki (pin elektroda) transistor sesuai dengan model/tipe-nya masing-masing, manakah yang basis (b), manakah yang kolektor (c) dan manakah yang emitor (e).
Untuk membantu dalam langkah-langkah ini, silahkan lihat dalam ulasan Pengenalan komponen/parts elektronik : Transistor Bipolar .

Taruh selektor AVO-meter pada posisi pengukuran Ohm x10.
Lakukan pengetesan sebagai berikut :

TEST 1, Basis (b) diberi tuas tester hitam dan emitor (e) diberi tuas tester merah.
Pada pengetesan ini jarum AVO-meter (tester) harus bergerak, jika tidak bergerak maka berarti transistor sudah rusak.
Basis (b) diberi tuas tester hitam dan kolektor (c) diberi tuas tester merah.
Pada pengetesan ini jarum tester juga harus bergerak, jika tidak bergerak maka berarti transistor sudah rusak.
Simpangan jarum meter pada kedua pengetesan ini akan menunjukkan hasil yang (relatif) sama, kecuali jika yang ditest adalah transistor 'darlington', akan ada sedikit perbedaan.

TEST 2, posisi tester dibalik (lihat gambar di atas), yaitu basis (b) diberi tuas tester merah dan emitor diberi tuas tester hitam.
Pada pengetesan ini jarum tester tidak boleh bergerak, jika bergerak berarti transistor sudah rusak.
Lalu basis (b) diberi tuas tester merah dan kolektor (c) diberi tuas tester hitam.
Pada pengetesan ini jarum meter tidak boleh bergerak, jika bergerak berarti transistor sudah rusak.

TEST 3, pindahkan posisi selektor AVO-meter pada skala Ohm x1k atau x10k. Kolektor diberi tuas tester merah dan emitor diberi tuas tester hitam.
Jarum meter tidak boleh bergerak sedikitpun, jika ada pergerakan berarti transistor sudah rusak.
Setelah itu kolektor diberi tuas tester hitam dan emitor diberi tuas tester merah.
Jarum meter juga tidak boleh bergerak sedikitpun, jika ada pergerakan berarti transistor sudah rusak.
Khusus ketika melakukan test 3 ini, jari tangan tidak boleh ada yang menyentuh salah satu kaki/pin transistor ataupun tuas tester.

Dari pengetesan-pengetesan itu akan didapatkan tabel kesimpulan sebagai berikut :

test transistor npn

Dalam kasus-kasus tertentu, hasil pengetesan trasnsistor adakalanya agak melenceng dari kriteria yang telah dikemukakan di atas. Contohnya adalah ketika melakukan pengetesan transistor NPN germanium produk lama, misalnya : AC127,AD161,dll.
Posisi tuas merah pada basis dengan tuas hitam pada emitor atau kolektor tetap menghasilkan gerakan jarum meter meskipun hanya sedikit. Ini bukanlah pertanda transistor sudah rusak, tetapi ini memang hal yang wajar pada pengetesan transistor-transistor germanium.
Karena itu untuk transistor germanium lebih baik melakukan pengetesan dengan AVO-meter pada skala Ohm x1.

Pada beberapa model transistor NPN khusus, hasil pengetesannya tidak bisa menggunakan tabel seperti yang dikemukakan di atas. Transistor-transistor khusus itu misalnya transistor output-horizontal yang digunakan pada rangkaian TV sistem CRT.
Pada transistor output-horizontal terdapat resistor tambahan secara built-in di antara basis dan emitornya, dan pada kolektor-emitornya terdapat dioda ‘dumper’ yang juga terkoneksi secara built-in. Diperlukan pemahaman tersendiri dan pengalaman untuk bisa menyimpulkan dengan benar hasil dari pengetesan transistor yang seperti ini.
Demikianlah. Semua memerlukan latihan.
Jika seseorang sudah terbiasa melakukan pengetesan-pengetesan dari berbagai macam transistor dan semakin memahami seluk beluknya, nanti ia akan lebih mudah menyimpulkan dengan benar rusak atau tidaknya sebuah transistor walaupun masih terpasang di dalam rangkaian.

Ulasan sebelumnya : Test Transistor PNP .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

2 komentar

Mau tanya apakah bisa dapat penjabaran code dari transistor basic Amerika beserta tabel dan pembacaan codenya ,terima kasih

Balas

Hardi :
Saya sudah ulas sepintas di pengenalan parts pada tulisan : Transistor (lihat melalui daftar isi).
Tabel jenis & karakteristik transistor2 Amerika bisa didapatkan pada buku kumpulan data transistor, mungkin masih beredar bukunya.

Balas

Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Sandi Elektronik - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger