Advertisement
Membuat One-shot Timer
Sebuah timer seringkali diperlukan untuk berbagai keperluan, seperti pada proses afdruk untuk keperluan screen-printing, pewaktuan blender dan mixer otomatis, hot pressure system dan lain lain.
Berikut adalah sebuah timer yang praktis dengan pewaktuan antara beberapa detik hingga puluhan menit, disertai 6 jangkah pengaturan waktu. Tabel yang disertakan bisa menjadi pengembangan untuk 12 jangkah pengaturan waktu, dengan demikian R1 menjadi terdiri dari R1a hingga R1L.
Ini memang bukan timer yang mewah, tetapi cukup bermanfaat bagi seorang hobbyst untuk mengerti secara praktek membuat timer sederhana.

Jantung rangkaian adalah IC 555 yang sangat populer, dirangkai dalam konfigurasi “monostable one-shot”, dimana pulsa high pada outputnya (pin 3) akan terbentuk setelah pin triggernya (pin 2) di-groundkan sesaat oleh Sw3.
C2 berfungsi untuk menjamin bahwa pentriggeran hanya terjadi sesaat saja, dan R2 mengosongkan kembali muatan C2 setelah Sw3 kembali dibuka.
Penentu panjangnya pulsa high atau pewaktuan timer adalah R1 dan C1. Ketika terjadi pen-triggeran C1 diisi muatan melalui R1 sampai tegangan pada C1 mencapai kira-kira 2/3 tegangan supply IC.
Ini akan memakan waktu selama :
t = 1,1(R1).C1
t dalam detik, R1 dalam Ohm dan C1 dalam Farad.
Selama waktu t ini transistor T1 akan aktif dan menggerakkan relay ke posisi on.
Setelah tegangan pada C1 mencapai sekitar 2/3 dari tegangan supply IC pin “threshold” dan “discharge” (pin 6 dan 7) akan mendeteksi tegangan ini dan akan membalikkan level output IC ke state awal, yaitu level low, dan T1 pun menjadi tidak aktif dan relaypun akan off, hingga Sw3 kembali ditekan.
Dalam tabel terlihat besaran-besaran harga R1 yang berbeda-beda untuk pewaktuan yang berbeda-beda pula, sementara nilai C1 adalah tetap. Dipilih demikian karena R1 yang variabel lebih praktis dan murah daripada C1 yang variabel.
Secara teknis rangkaian mudah dibuat, namun faktor kesulitan utamanya adalah pada pemilihan kondensator C1. Yang terbaik adalah jika C1 dari jenis tantalum, namun kondensator tantalum sebesar itu hampir bisa dipastikan tidak tersedia di pasaran umum.
Penggunaan elco biasa untuk C1 harus memenuhi kriteria antara lain :
- Elco dengan bocoran yang sangat rendah, atau elco dengan bocoran “nol”
- Elco dengan toleransi yang sangat kecil (5% atau kurang)
- Elco dengan pengaruh suhu yang kecil.
Toleransi elco juga perlu diperhatikan.
Secara praktis, elco dapat ditest menggunakan AVO-meter, lihat dalam : Pengetesan kondensator .
Elco-elco murahan yang banyak beredar di pasaran bahkan ada yang mempunyai toleransi hingga 30%! Tentu hal ini juga akan membuat tidak tepatnya pewaktuan sebagaimana yang telah diperhitungkan.
Untuk R1 tidak terlalu kritis, akan tetapi biar bagaimanapun resistor terbaik yang digunakan adalah tetap yang mempunyai toleransi kecil.
Power-supply hendaknya dari sumber tegangan yang stabil, untuk menjaga pengaruh turun-naiknya tegangan listrik dari AC-line terhadap pewaktuan timer.
Untuk keperluan-keperluan timing yang singkat, tidak terlalu bermasalah menggunakan non-regulated power supply.
(Sandi Sb)
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.