Advertisement
PENGENALAN KOMPONEN / PARTS ELEKTRONIK
Speaker
“Speaker” (bahasa Inggris) dalam bahasa Indonesia sering diistilahkan dengan “pengeras suara” adalah perangkat elektronik yang merubah getaran-getaran listrik dalam spektrum audio menjadi getaran-getaran suara sehingga bisa terdengar oleh manusia.
Di dalam skema-skema rangkaian elektronik, speaker biasanya hanya dinyatakan dengan besaran impedansinya saja (dalam Ohm).
Bagian-bagian speaker
Speaker dinamik ( dynamic speaker ) terdiri dari membran suara yang terlekatkan erat dengan sebuah kumparan suara yang berada di dalam celah magnet yang sempit. Kumparan suara terisolasi dan juga tersanggah oleh diafram, sehingga posisinya tetap center dan stabil di dalam celah magnet.
Kumparan suara akan bergerak-gerak di dalam celah magnet yang sempit ketika ada padanya aliran listrik sinyal suara. Gerakan-gerakan ini sesuai dengan bentuk-bentuk gelombang listrik yang terdapat di dalam sinyal suara yang mengaliri kumparan. Karena kumparan terlekatkan erat dengan membran suara, maka membran suara pun menjadi bergetar mengikuti gerakan kumparan suara. Getaran membran suara inilah yang kemudian menjadi bunyi dan lalu terdengar. Semakin kuat getaran, semakin kuat pula bunyi yang terdengar.
Kuatnya gerakan-gerakan kumparan suara tergantung dari seberapa besar tegangan dan arus yang mengalirinya.
Selain itu kuatnya medan magnet yang melingkupi kumparan suara juga berpengaruh. Konstruksi fisik sebuah speaker juga ikut mempengaruhi, misalnya faktor hambatan terhadap gerakan kumparan suara atas keberadaan diafram dan membran suara.
Pada speaker-speaker yang baik dan berkwalitas tinggi semua hal ini mendapat perhatian yang serius. Kumparan suara dibuat maksimal dan tahan panas, magnet dibuat cukup besar, dan diafram serta membran suara dibuat dari bahan khusus terbaik yang telah diperhitungkan.
Impedansi speaker
Impedansi (disimbolkan dengan Z) adalah karakteristik khusus yang menyebabkan adanya efek resistansi terhadap gelombang listrik/sinyal tertentu, karena itu impedansi juga dinyatakan dengan Ohm.
Impedansi speaker merupakan karakteristik speaker di mana speaker seakan sebuah resistor bagi sinyal audio yang dibebankan kepadanya (lihat gambar A).
Ketika ada sinyal audio dengan tegangan tertentu diberikan kepada sebuah speaker, maka akan mengalir arus pada speaker sebesar :
i = v : z
Di mana i = arus sinyal, v = tegangan sinyal, dan z = impedansi speaker.
Dan daya (Watt) yang terlimpahkan kepada speaker adalah sebesar :
w = v x i
Dari persamaan-persamaan di atas tampaklah bahwa semakin kecil impedansi sebuah speaker, maka akan semakin besar arus yang akan mengalirinya dan semakin besar pula daya yang akan terlimpahkan kepadanya. Hal ini perlu diingat, agar menjadi mengerti dan tidak sembarangan ketika menghubungkan speaker dengan perangkat-perangkat audio.
Sebagai contoh sebuah deck-amplifier rumahan yang tertulis di bagian terminal outputnya : 8 Ohm, tidak boleh disambungkan kepada speaker 4 Ohm, karena amplifier akan menjadi terbebani lebih (overload) sehingga mengakibatkan kerusakan pada amplifier.
Pembebanan kepada speaker juga tidak boleh melebihi kemampuan daya dari speaker. Jika pada badan speaker tertulis ketentuan daya 15W, jangan sambungkan ia dengan peralatan audio yang mengeluarkan daya 50W.
Speaker akan segera rusak.
Perlu diketahui, bahwa ukuran fisik sebuah speaker bukanlah menggambarkan ukuran impedansinya dan juga tidak menggambarkan kemampuan dayanya yang besar.
Ada kalanya sebuah speaker berukuran fisik besar, misalnya 10 inch (ukuran diameter membran suara) padahal kemampuan dayanya hanya 5W. Ini sering terjadi pada speaker-speaker kelas murahan.
Akan tetapi ada kalanya speaker hanya berukuran 8 inch, akan tetapi mampu dibebankan daya hingga 25W bahkan lebih.
Impedansi speaker tidak bisa diukur dengan AVO meter karena ia dibentuk oleh banyak faktor. Jika sebuah speaker diukur dengan menggunakan Ohm-meter, maka yang akan terukur hanyalah resistansi gulungan kawat yang ada di dalam kumparan suara, bukan impedansinya. Impedansi speaker ditentukan antara lain oleh besarnya induktansi kumparan suara, resistansi kawat di dalam kumparan suara, dan juga oleh pengaruh konstruksi fisik speaker seperti faktor-faktor yang menyebabkan adanya hambatan terhadap kebebasan gerak membran suara, dan lain-lain.
Impedansi speaker ini biasanya sudah ditetapkan setelah diadakan pengujian-pengujian di pabrik pembuatnya.
Speaker dalam susunan seri dan parallel
Impedansi sebuah speaker bisa dipandang sebagai resistor bagi sinyal audio yang diberikan padanya. Speaker yang disusun secara seri akan bertingkah seperti resistor yang disusun secara seri, dan speaker yang disusun secara parallel akan bertingkah seperti resistor yang disusun secara parallel pula.
Bagaimanakah rumus perhitungan seri dan perhitungan parallel bagi resistor, bisa dilihat dalam ulasan pengenalan parts/komponen : Resistor .
Pada gambar B di atas tampak bahwa dua speaker 8 Ohm yang disusun secara seri akan menghasilkan impedansi dua kali lipatnya, yaitu 16 Ohm. Daya yang terlimpahkan kepada speaker secara keseluruhan akan menjadi lebih kecil dibandingkan jika hanya dengan satu speaker.
Pada gambar C di atas tampak bahwa dua speaker 8 Ohm yang disusun secara parallel akan menghasilkan impedansi setengahnya, yaitu 4 Ohm.
Daya yang terlimpahkan kepada speaker secara keseluruhan akan menjadi lebih besar dibandingkan jika hanya dengan satu speaker. Karena itu berhati-hatilah ketika memodifikasi sebuah perangkat audio dengan menambah-nambahkan speaker tambahan karena akan memperkecil impedansinya dan beresiko penguat audionya akan terbebani lebih (overload).
Speaker-speaker untuk keperluan umum mempunyai impedansi antara 4…16 Ohm.
Impedansi speaker ini memang dibuat berbeda-beda karena penyesuaian terhadap penguat-penguat audio (amplifier) yang diperuntukkan baginya.
Misalnya speaker 4 Ohm lebih umum diterapkan dalam system audio mobil, hal ini dikarenakan audio amplifier mobil menggunakan supply tegangan rendah (12VDC) sehingga untuk mendapatkan daya maksimal yang terlimpahkan kepada speaker, maka diterapkanlah speaker dengan impedansi yang rendah.
Speaker 8 Ohm lebih banyak diterapkan untuk keperluan audio rumah atau ruangan, dan juga banyak diterapkan untuk keperluan sound system berdaya besar.
Speaker 8 Ohm adalah standard konvensional untuk banyak produk audio dari berbagai merk.
Speaker 16 Ohm adalah speaker khusus yang banyak diterapkan pada system audio pertelevisian. Hal ini adalah karena audio amplifier di dalam rangkaian-rangkaian televisi lazim menggunakan supply tegangan yang agak tinggi, padahal keperluan power audio yang harus dikeluarkannya hanya kecil saja.
Speaker 16 Ohm cocok diterapkan untuk reproduksi audio berdaya kecil namun penguat audionya menggunakan supply tegangan yang lebih tinggi.
Pengelompokan speaker dinamik
Berdasarkan fungsinya dalam mereproduksi suara pada range-range frekwensi audio, speaker terbagi ke dalam beberapa pengelompokan :
1. Woofer, adalah speaker khusus untuk menghasilkan suara pada nada-nada rendah audio (bass).
Speaker ini biasanya ditandai dengan adanya karet elastis pada lingkaran bagian pinggir dari membran suaranya. Ukuran diameter speaker jenis ini umumnya besar-besar.
2. Mid-range speaker, adalah speaker khusus untuk menghasilkan suara pada range tengah dari frekwensi-frekwensi audio.
Dalam satu paket bersama pada system 3-way (3 jalur reproduksi suara), medium speaker tidak pernah lebih besar dari woofer. Speaker jenis ini dikenali dengan bagian belakang speaker yang tertutup rapat oleh casing logam yang menyanggah membran suaranya.
3. Tweeter, adalah speaker khusus untuk menghasilkan suara pada range frekwensi tinggi dari spektrum frekwensi audio (high-treble). Seperti Mid-range speaker, bagian belakang speaker jenis ini juga tertutup rapat dengan casing logam penyanggah membran suaranya. Tweeter umumnya mempunyai ukuran paling kecil di antara jenis-jenis speaker lainnya.
4. Full-range speaker, adalah speaker yang dibuat untuk mereproduksi suara pada seluruh range dari frekwensi audio.
Full-range speaker diterapkan di semua system reproduksi suara yang hanya menerapkan satu speaker pada box-nya. Kebanyakan speaker pada peralatan audio system berdaya besar adalah juga type ini.
5. Reflex Horn-speaker (Speaker corong), yaitu speaker khusus untuk keperluan public-address (PA).
Speaker ini tidak memiliki membran suara sebagaimana speaker dinamik yang lain. Suara dihasilkan oleh diafram yang dibuat dari bahan khusus yang bergetar di dalam konstruksi beberapa pemantul suara internal dalam wadah corong terarah.
Suara yang dihasilkan sangat “berisik” namun hanya pada range tengah dari spektrum frekwensi audio. Frekwensi-frekwensi nada rendah (bass) diproduksi dengan kurang baik. Pertimbangan suara yang tersampai dengan jelas dan mampu ke tempat yang jauh adalah lebih di kedepankan ketika menggunakan speaker jenis ini, daripada persoalan yang menyangkut kwalitas suara.
(Sandi Sb)
3 comments
pakainya piezo bukan speaker
BalasSelain memparalel...adakah cara lain untuk merubah speaker 8 ohm menjadi 4 ohm?
BalasDengan menambahkan lilitan coil misalnya?🤔
Buat bung LadoJua :
BalasCara lain adalah dengan menggunakan trafo impedansi, input 8Ohm dan output 4Ohm.
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.