Advertisement
Tulisan ini dipublikasikan karena kerusakan yang terjadi dapat dikatakan unik. Apa yang diungkap pada tulisan ini mungkin saja mewakili kerusakan-kerusakan pada audio-amplifier yang lain jika gejala atau tanda-tandanya memang mirip.
Kenwood KA-45 adalah audio-amplifier klasik dengan bagian power amplifier-nya terangkai dalam mode OCL. Ketika datang ke tempat reparasi keluhannya adalah salah-satu kanal mati, tidak ada suara kecuali hanya dengung pada speaker.
Namun sebelum berlanjut, bagi yang belum mengerti tentang dasar-dasar amplifier OCL bisa menyimak ulasannya dalam : Tekhnik audio, Power Amplifier OCL .
Pengetesan dilakukan dengan cara menempatkan kedua tuas AVO-meter (posisi DCV 50) kepada ground dan terminal sambungan speaker pada bagian kanal yang mati. Pengetesan dilakukan dalam keadaan tanpa sinyal input. Ternyata di situ terdapat tegangan DC (jarum AVO-meter bergerak) yang menandakan bahwa telah terjadi kerusakan pada bagian power-amplifiernya.
Tutup atas dan tutup bawah amplifier dibuka dan rangkaian elektronik serta perkabelannya diperiksa. Ternyata terdapat tanda-tanda bahwa amplifier ini sudah pernah ditangani oleh orang lain, terlihat dari adanya salah-satu kaki transistor yang belum sempat disolder meskipun sudah terpasang di tempatnya.
Transistor output menggunakan pasangan komplementer D718 dan B688. Kedua transistor ini rusak “short” (hubung-singkat) antara kolektor dan emitornya. Resistor yang berada di sirkit basisnya yaitu R41 dan R43 sudah hangus menghitam.
Setelah diperiksa lebih jauh ternyata transistor driver juga rusak, begitu pula transistor pengontrol suhu otomatis yang menempel di bagian pendingin alumunium.
Setelah dilakukan penggantian komponen/parts yang rusak maka pengetesan kembali dilakukan, yaitu dengan menempatkan kedua tuas AVO-meter ke terminal sambungan speaker.
Bagus! Sudah tidak ada tegangan DC di terminal sambungan speaker.
Arus stasioner untuk transistor akhir juga diperiksa dan tampak normal, D718 dan B688 tidak menghangat apalagi hingga panas.
Kini, tinggal mencoba suara yang dihasilkan.
Amplifier lalu disambungkan kepada sebuah CD player dan speaker dipasang di terminal keluarannya.
Suara tidak terdengar cacat, tetapi tampaknya tidak normal karena ketika volume dibesarkan pada speaker terdengar suara desisan tajam (seperti suara pada frekwensi tinggi audio). Hanya beberapa saat saja, setelah itu suara hilang sama-sekali (mati).
Amplifier segera dimatikan dan kembali dilakukan pengetesan, ternyata semua komponen yang telah diganti rusak lagi.
Kejadian ini sempat berulang beberapa kali dan setiap kali dilakukan penggantian komponen, sebelumnya didahului dengan pemeriksaan ulang serta mengganti pula komponen-komponen yang dicurigai sebagai penyebab kerusakan. Dari kondensator netralisasi yang terpasang pada sirkit kolektor-basis transistor penguat depan hingga kondensator yang terpasang di sirkit keluaran (C21) telah diganti tapi tidak membawa perubahan.
Beberapa hari permasalahan amplifier itu tidak teratasi, seperti menemui jalan buntu.
Mungkin saya masih kurang teliti.
Belakangan baru diketahui bahwa resistor 4,7Ω/1W (R21) yang terangkai seri dengan kondensator C21 di sirkit keluaran ternyata bermasalah. Permasalahannya adalah salah satu kaki elektrodanya ada yang putus, entah terputus secara alami atau mungkin secara tidak alami (sengaja diputus) yang pasti secara kasat mata memang tidak terlihat, sangat tersamarkan.
Akibatnya kondensator C21 menjadi tidak berfungsi sehingga power-amplifier mengalami osilasi ketika sinyal masukan dibesarkan levelnya. Osilasi pada frekwensi tinggi ini menyebabkan transistor-transistor akhir menjadi bekerja di luar batas kemampuannya hingga rusak seketika. Kerusakan transistor-transistor akhir memicu terjadinya kerusakan-kerusakan pada komponen lain yang terhubung langsung dengannya.
Begitulah yang terjadi.
Sebelumnya, resistor ini memang tidak pernah dicurigai bermasalah, karena berdasarkan pengalaman kerusakan resistor dengan peran yang serupa pada amplifier-amplifier yang lain sangat jarang terjadi, mungkin tidak walaupun 100 berbanding 1.
Setelah dilakukan penyambungan dengan cara disolder pada bagian kaki elektroda yang terputus amplifier pun menjadi normal.
Satu permasalahan unik telah teratasi.
Tibalah saatnya untuk kembali menikmati segelas kopi hangat....
Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.