Search
logo blog
Blog Sandi Elektronik
Silahkan pastikan untuk melengkapi kunjungan anda dengan melihat : Daftar Isi.
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat

Induktor

Advertisement

PENGENALAN KOMPONEN / PARTS ELEKTRONIK

Induktor

inductor symbol
Induktor adalah part elektronik yang mempunyai induktansi tertentu. Efek induktansi adalah berupa resistansi (tahanan/hambatan layaknya sebuah resistor) bagi frekwensi-frekwensi tinggi.
Semakin besar nilai induktansi sebuah induktor, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap suatu frekwensi tinggi, atau semakin tinggi frekwensi, maka semakin besar pengaruh induktor terhadapnya.
Di dalam rangkaian-rangkaian osilator, induktor (L) bersama dengan kondensator (C) yang dirangkai secara berderet ataupun berjajar merupakan penentu frekwensi yang dihasilkan oleh osilator. Hal ini karena rangkaian gabungan antara L dan C mempunyai apa yang disebut dengan : frekwensi diri, dan frekwensi diri ini dalam praktek penerapannya menghasilkan apa yang disebut : frekwensi resonansi.
Tentang ini dibahas secara detil dalam tulisan : Frekwensi Resonansi Sirkit L - C (deret dan jajar) .

Tentang osilator, lihat ulasan detilnya dalam : Osilator (cara kerja dan jenis-jenisnya) .

Di dalam rangkaian-rangkaian elektronik, pemanfaatan induktor ini tidak jauh dari pemanfaatannya karena mempunyai faktor resistansi terhadap frekwensi tertentu atau karena di dalam sirkit L-C (bersama dengan kondensator) menghasilkan frekwensi resonansi tertentu.

Induktor dibuat dari lilitan kawat berlapis email yang digulung pada suatu inti, bisa berupa udara (inti kosong), besi, atau bahan ferit.
Kawat yang membentuk gulungannya bisa tebal bisa juga tipis, tergantung keperluan penggunaannya. Semakin tebal kawat maka akan semakin besar daya yang mampu dibebankan kepadanya. Dan seberapa banyak kawat itu digulungkan pada inti akan menentukan seberapa besar nilai induktansinya. Semakin banyak lilitan akan semakin besar induktansinya.

Besaran nilai induktansi sebuah induktor dinyatakan dengan Henry (H).
1 H = 1000 mH
1 mH = 1000 µH

Reaktansi Induksi (XL)
Induktansi sebuah induktor yang berefek resistansi (tahanan/hambatan) bagi frekwensi tinggi tertentu disebut Reaktansi Induksi, di-istilahkan dengan "XL". Karena XL berupa resistansi, maka XL dinyatakan dalam Ohm.
Meskipun reaktansi induksi dinyatakan dalam Ohm, tetapi ia tidak bisa diukur dengan Ohm-meter. Jika sebuah induktor diukur dengan menggunakan Ohm-meter, yang akan terukur bukanlah XL, tetapi resistansi kawat yang membentuk gulungannya.
Hubungan antara XL, induktansi dan frekwensi dinyatakan sebagai berikut :

XL =2πf.L
π = 3,14
f = frekwensi (dalam Hz)
L = induktansi (dalam H)

Contoh : Induktansi sebuah induktor sebesar 100mH. Bagi frekwensi 1MHz ia bagaikan resistor sebesar 628 Ohm atau dengan kata lain : XL = 628 Ohm.

Faktor "Q" induktor
Faktor Q sebuah induktor adalah faktor kwalitas sebuah kumparan. Semakin tinggi faktor Q semakin tinggi pula kwalitas kumparan.
Selain adanya nilai resistansi XL ( Reaktansi Induksi ), sebuah kumparan yang membentuk induktor juga mempunyai resistansi-resistansi kerugian, dinyatakan dengan "rL".
Adanya rL bisa disebabkan antara lain karena adanya rongga-rongga antar lilitan dengan inti, adanya resistansi kawat gulungan dan juga karena faktor ketidak sempurnaan bahan pembuat intinya.
Faktor Q induktor dapat dirumuskan :

Q = XL / rL
Q = (2πf.L)/rL

Dari rumus tersebut bisa diketahui :
  • Semakin besar nilai XL akan semakin besar pula Q induktor
  • Semakin kecil faktor kerugian rL akan semakin memperbesar Q induktor
  • pada frekwensi yang lebih tinggi, kecenderungannya adalah lebih besarnya faktor Q

Konstruksi kumparan induktor
Dalam prakteknya, induktor adalah sebuah lilitan kawat dengan inti lilitan tertentu (ferrite atau besi) atau tanpa inti lilitan (inti udara).
Secara teoritis, hubungan besaran induktansi, banyaknya lilitan, dan ukuran rongga lilitan adalah sebagai berikut :

L = (a².n²) / (9a+10b) µH

a = jari-jari koker (dalam inch)
b = panjang lilitan (dalam inch)
n = jumlah lilitan

induktor construction

Ini adalah berlaku untuk lilitan dengan inti udara (inti kosong).
Untuk inti besi, pendekatannya adalah :

L = n / 19,52 (D+3b/D²) µH

b = panjang lilitan (dalam mm)
D = diameter kumparan (dalam mm)
n = jumlah lilitan

Induktor-induktor dalam bentuk jadi telah banyak dibuat dalam satuan uH (mikro Henry) hingga mH (mili Henry).  Sebagian ada yang menggunakan kode warna seperti pada resistor, sebagian lagi ada yang menggunakan kode tiga angka seperti pada kondensator non-polar/non-elektrolit keramik, mika atau milar.

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.

Copyright © 2013. Sandi Elektronik - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger