Search
logo blog
Blog Sandi Elektronik
Silahkan pastikan untuk melengkapi kunjungan anda dengan melihat : Daftar Isi.
Terima kasih atas kunjungannya dan semoga bermanfaat

AM dan FM

Advertisement

AM dan FM
Kita sering mendengar istilah AM dan FM. Ketika mendengar kedua istilah itu biasanya yang langsung terbersit di dalam pikiran kita adalah : itu radio!
Apakah sebenarnya AM dan FM itu?
Berikut ini adalah gambaran singkat tentang AM dan FM.

AM .
AM adalah singkatan dari Amplitudo Modulation, yaitu satu sistem pemodulasian dalam tekhnik pemancaran frekwensi radio di mana amplitudo (level ayunan tegangan) frekwensi tinggi yang dipancarkan berubah-ubah sesuai dengan bentuk sinyal informasi.
Sinyal informasi ini bisa berupa sinyal audio/suara (berfrekwensi rendah) pada pemancaran stasiun radio komunikasi atau siaran broadcast, bisa juga berupa sinyal video/gambar pada pemancaran siaran televisi sistem PAL/BG seperti yang ada di Indonesia.
Di dalam pemodulasian amplitudo terdapat dua bagian, yaitu sinyal pembawa dan sinyal informasi.
Orang telah mengetahui bahwa frekwensi tinggi bisa merambat jauh di udara, sedangkan frekwensi-frekwensi rendah (misalnya frekwensi bunyi/suara) tidak bisa merambat jauh di udara.
Ketika sinyal frekwensi-frekwensi rendah itu hendak ditransfer ke tempat yang jauh melalui udara, maka ia harus ditumpangkan kepada frekwensi yang dapat merambat jauh di udara (disebut frekwensi pembawa), yaitu frekwensi tinggi/frekwensi radio. Dan salah satu tekhnik untuk melakukannya adalah dengan pemodulasian amplitudo (AM).

AM wave

Dalam AM frekwensi adalah tetap, yaitu frekwensi tinggi dari sinyal pembawa yang akan dipancarkan ke udara, akan tetapi amplitudo sinyal pembawa itu yang berubah-ubah mengikuti bentuk perubahan sinyal informasi (sinyal suara) yang berfrekwensi jauh lebih rendah.
Pada gambar di atas tampak dua bagian sinyal dalam pemodulasian amplitudo, yaitu sinyal informasi (gambar A) dan sinyal pembawa (gambar B). Setelah terjadi pemodulasian, sinyal akan berbentuk seperti pada gambar (C).
Sinyal itu tetaplah sinyal berfrekwensi tinggi, akan tetapi amplitudonya telah berubah mengikuti bentuk amplitudo sinyal informasi. Apabila sinyal seperti itu diumpankan ke sebuah antena pemancar, maka sinyal tersebut akan merambat di udara dan siap untuk ditangkap oleh penerima radio di tempat lain yang jauh.

Tekhnik pemodulasian AM biasa diterapkan pada jalur frekwensi radio tingkat bawah, yaitu mulai 100kHz sampai pada kisaran 30MHz.

Penerima AM .
Di dalam sistem penerimaan AM sinyal frekwensi tinggi ditangkap oleh antena penerima. Sinyal ini kemudian diolah untuk dipisahkan antara sinyal pembawa yang berfrekwensi tinggi dengan sinyal informasi yang berfrekwensi rendah. Pemisahan ini dilakukan oleh sebuah unit yang disebut detektor AM.
Setelah terpisah, sinyal yang berfrekwensi tinggi dibuang karena tidak diperlukan lagi, sedangkan sinyal frekwensi rendah yang merupakan sinyal suara diteruskan ke bagian amplifier untuk diperkuat sehingga dapat diperdengarkan oleh speaker.

Jalur-jalur dalam penerimaan AM biasanya dibagi ke dalam beberapa pengelompokan berdasarkan range frekwensinya, antara lain :

100kHz – 500kHz, disebut LW (Long Wave) atau gelombang panjang
530kHz – 1600kHz, disebut MW (Medium Wave) atau gelombang menengah
1,6MHz – 22MHz, disebut SW (Short Wave) atau gelombang pendek.

Untuk SW biasanya dibagi lagi ke dalam beberapa range, kadang dibagi menjadi 2 range (SW1 dan SW2), kadang dibagi menjadi 4 range (SW1...SW4) dan adakalanya dibagi ke dalam 7 range (SW1...SW7).

Frekwensi 100kHz hingga beberapa ratus kHz adalah frekwensi-frekwensi ground-waves/earth-waves (gelombang bumi), yang dapat merambat pada udara di atas permukaan bumi yang rendah. Frekwensi-frekwensi ini juga dapat dipantulkan oleh permukaan bumi, karena itu jalur frekwensi ini banyak dimanfaatkan untuk komunikasi marine (kelautan) atau komunikasi di daerah pantai.
Frekwensi antara 500kHz hingga sekitar 1,4MHz merambat di udara yang lebih tinggi. Frekwensi-frekwensi ini dapat pula dipantulkan oleh lapisan langit tertentu di ketingggian 100-145km yang biasa terbentuk pada siang hari. Jalur frekwensi ini banyak dimanfaatkan untuk siaran radio AM broadcast.
Dan frekwensi antara 1,4MHz hingga beberapa puluh MHz adalah frekwensi-frekwensi Sky-Waves (gelombang langit) yang merambat pada udara langit yang lebih tinggi lagi. Frekwensi-frekwens ini dapat merambat sangat jauh ke bagian bumi lainnya dengan mengandalkan pantulan lapisan langit di ketinggian 200-250km yang biasa terbentuk pada malam hari. Jalur frekwensi ini banyak dimanfaatkan untuk siaran AM ke luar negeri atau untuk komunikasi antar titik pada jarak yang sangat jauh.

FM .
FM adalah singkatan dari Frequency Modulation, yaitu satu sistem pemodulasian dalam tekhnik pemancaran frekwensi radio di mana frekwensi dari sinyal pembawa dibuat berubah-ubah sesuai dengan bentuk perubahan sinyal informasi.
Jika pada sistem AM frekwensi sinyal pembawa adalah tetap, pada sistem FM frekwensi sinyal pembawanya justeru berubah-ubah. Yang tetap adalah amplitudonya (level ayunan tegangan). Meski demikian perubahan frekwensi sinyal pembawa tidaklah terjadi secara menyolok atau ekstrim. Perubahan itu hanyalah pada kisaran yang masih di bawah bilangan 100kHz.
Di Indonesia, standar perubahan frekwensi pada pemancaran FM broadcast telah ditetapkan sebesar 75kHz. Artinya, jika frekwensi senter misalnya 101MHz, maka perubahan ke bawah tidak akan lebih rendah dari 100,925MHz dan perubahan ke atas tidak akan lebih tinggi dari 101,075MHz.

FM wave

Pada gambar tampak dua bagian sinyal dalam pemodulasian frekwensi, yaitu sinyal informasi (gambar D) dan sinyal pembawa (gambar E). Setelah terjadi pemodulasian, sinyal akan berbentuk seperti pada gambar (F).
Sinyal itu adalah sinyal frekwensi tinggi yang berubah-ubah frekwensinya. Apabila sinyal seperti itu diumpankan ke sebuah antena pemancar, maka ia akan dapat merambat di udara hingga ke tempat yang jauh.
Tekhnik pemodulasian FM biasa diterapkan pada jalur frekwensi radio tingkat atas, yaitu mulai dari 70MHz hingga pada bilangan ratusan MHz (Jalur VHF dan UHF).

Penerima FM .
Dalam sistem penerimaan FM, sinyal frekwensi tinggi yang telah ditangkap oleh antenna dideteksi perubahan frekwensinya oleh sebuah unit diskriminator frekwensi atau sering disebut juga dengan detektor FM.
Bentuk-bentuk perubahan frekwensi yang dideteksi oleh detektor FM tersebut akan menghasilkan sinyal baru. Sinyal baru ini akan berbentuk sebagaimana bentuk perubahan-perubahan frekwensi pada sinyal pembawa yang telah ditangkap oleh antena.
Sinyal ini kemudian diteruskan ke amplifier agar dapat diperdengarkan ke speaker.
Frekwensi di mana lazimnya pemodulasian FM diterapkan adalah frekwensi-frekwensi yang bersifat LOS (Line Of Sight) atau segaris-pandang. Artinya ia terpancar dari satu antena pemancar dan kemudian diterima oleh antena penerima dengan baik adalah ketika kedua antena itu berada dalam satu garis yang lurus tanpa terhalang oleh sesuatu apapun. Apabila antara antena pemancar dan antena penerima terdapat penghalang seperti bukit/gunung atau gedung yang tinggi maka penerimaan akan sangat tergangggu.
Inilah yang menyebabkan buruknya penerimaan radio FM atau siaran TV di daerah-daerah perbukitan atau pegunungan atau tempat-tempat yang terhalangi oleh gedung-gedung tinggi antara tempat itu dengan pemancar radio/TV yang hendak diterima siarannya.

Perbedaan yang menyolok antara penerima AM dengan penerima FM adalah bahwa pada penerima AM detektor akan mengeluarkan apa saja yang diterimanya meskipun itu adalah sebuah bentuk gangguan sinyal dari frekwensi yang tidak dikehendaki. Sedangkan detektor di dalam penerima FM tidak akan mengeluarkan sinyal apabila tidak terdeteksi adanya perubahan frekwensi. Meskipun penerima FM menangkap sinyal gangguan dari frekwensi lain yang tidak dikehendaki, namun apabila frekwensi itu tidak berubah-ubah maka detektor tidak akan mengeluarkan sinyal yang akan menjadi bunyi.
Karena itu penerima FM lebih disukai karena suaranya terdengar lebih bersih dibandingkan dengan penerima AM.

Di negara-negara tertentu range untuk penerimaan FM broadcast ada yang berada pada wilayah 80 – 90MHz. Di Indonesia range penerimaan FM broadcast berada pada 88 – 108MHz.


(Sandi Sb)

Tulisan artikel elektronik yang lain :
Accumulator atau aki
Lampu Neon .

Enter your email address to get update from Admin .
Print PDF
Next
« Next Post
Previous
Prev Post »

Silakan komentar sesuai topik dan sertakan ID yang jelas dengan tidak menyertakan live-link atau spam.

Contact form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2013. Sandi Elektronik - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger